"sayang" kita melampaui segalanya
Perasaan gue pagi itu galau, "apakah rasa sayang gue ini bisa melampaui segalanya?"
Sembribit angin subuh pagi yang menerpa wajah gue ketika gue mengendarai Vario Biru untuk berangkat ke tempat kerja, menghantarkan gue pada menit-menit lamunan tentang arti sayang.
Matahari belum juga tampak, tapi geliat para pekerja yang gue perhatikan sambil mengendara seperti sebuah tentara yang siap berperang."Tangkaplah tanda-tanda itu dan endapkanlah", seakan kata-kata itu memang sudah tertanam dalam alam bawah sadar gue dan membuat gue melamunkan kejadian pada tanggal 16 Agustus tahun lalu. Ketika gue diminta oleh bapak RT untuk membuat sebuah acara 17 Agustus-an di dalam komplek.
Acara diminta untuk menjadi sesuatu yang meriah, dan penuh nasionalisme.
Karena memang tempat tinggal gue ada di dalam komplek Angkatan Darat. Gue pikir nasionalisme saat ini penting sekali dihadirkan, khususnya buat anak muda yang gue pikir mulai "terjajah".
Gue mulai berpikir, untuk mendapatkan gambaran tentang masa depan kita perlu melihat gambaran tentang masa lalu. Perjuangan memperoleh kemerdekaan (cita-cita), dalam hal ini perwujudan nyata kecintaan terhadap tanah air alias rasa "sayang".
Untuk memperlihatkan sisa-sisa rasa sayang diperlukan sebuah figur nyata, cara satu-satunya menghadirkan sosok pahlawan kemerdekaan (pejuang veteran 1945).
Mulailah waktu itu gue dan teman-teman mencari daftar nama figur-figur pejuang 1945 yang sekarang masih hidup dan tinggal di komplek.
Gue pikir hal itu agak mustahil karena data tentang mereka agak sulit dicari, tapi sykurlah bisa ketemu lewat bantuan pak RT. Alhasil pergilah gue dan beberapa orang tim ke rumah seorang bapak pejuang itu.
Sampai di rumahnya, kami dipersilahkan masuk lalu duduk di kursi di ruang tamu.
Suasana cukup hangat dan tenang. Ruang tamu itu dipenuhi foto Bung Karno dan Bung Hatta, gelar si bapak yang telah dibingkai, dan foto serta kliping koran tentang kemerdekaan tempo dulu.
Tapi ada satu hal paling menarik yang gue inget.
Si bapak yang memang sudah senja itu selalu berkata "sayang" ketika meminta si istri untuk melayani tamu nya.
Misalkan, "sayang, tolong ambilkan album foto" atau "sayang tolong bawa kue-kue yang kamu bikin kemarin biar anak-anak muda ini makan".
Banyak cerita yang gue dengar perjuangan dan keromantisan hubungan mereka dalam hidup di tengah perjuangan pergerakan kemerdekaan. Salah satunya cerita ketika mereka sempat berciuman di bawah tank Belanda, dll. Gila dan romantis.
Yup, romantis dan mesranya mereka berdua menghadapi senja hidupnya kini.
Hanya karena mendengar cerita si bapak itu sungguh jiwa nasionalisme kami dapat bangkit.
Maka setelah itu, kami pun meminta si bapak untuk bercerita kembali di sebuah panggung yang akan kita siapkan di 17 Agustus-an nanti.
Gue mendapatkan insight waktu itu, bahwa sebuah kata "sayang" bisa melampaui segala yang ada.
bukan hanya dengan kata sayang yang sering diucapkan si bapak tadi,
bukan hanya dengan cerita perjuangan pergerakan kemerdekaan saja
tetapi saat kita menanyakan kepada si bapak, "Pak, kok bapak hebat sih selalu sebut kata sayang buat istri bapak?"
dan si bapak dengan berbisik menjawab, "Karena sudah beberpa tahun ini saya lupa nama istri saya"
Gue tersenyum sendiri...(diatas motor) dan kegalauan gue itu berhenti ketika suara klakson mobil di belakang gue meminta gue berjalan lebih cepat!
kaget, kesel
tapi setidaknya gue masih hidup, dan mendapatkan peneguhan yang baru. :)
Urip kuwi...
Senin, 27 Juni 2011
Minggu, 05 Juni 2011
Cuek
-Naif -
Ku baca sinarmu aku biasa saja
Kau kirimkan tanda namun aku cuek
Kau bermain mata aku buang muka
Kau berlagak mesra aku tetap cuek
Kau terlihat suka aku tidak suka
Tapi kau memaksa aku tetap cuek
Kau bermain mata aku buang muka
Kau berlagak mesra aku tetap cuek
Jangan kau marah padaku bila ku diam
Ku tak ada hati bukan ku menghina
Engkau memang cantik lalu bagaimana
Kalau ku tak suka
Kau terlihat suka aku tidak suka
Tapi kau memaksa aku tetap cuek
Kau bermain mata aku buang muka
Kau berlagak mesra aku tetap cuek
Jangan kau marah padaku bila ku diam
Ku tak ada hati bukan ku menghina
Engkau memang cantik lalu bagaimana
Kalau ku tak suka
Ku baca sinarmu aku biasa saja
Kau kirimkan tanda namun aku cuek
Kau terlihat suka aku tidak suka
Tapi kau memaksa aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
-Naif -
Ku baca sinarmu aku biasa saja
Kau kirimkan tanda namun aku cuek
Kau bermain mata aku buang muka
Kau berlagak mesra aku tetap cuek
Kau terlihat suka aku tidak suka
Tapi kau memaksa aku tetap cuek
Kau bermain mata aku buang muka
Kau berlagak mesra aku tetap cuek
Jangan kau marah padaku bila ku diam
Ku tak ada hati bukan ku menghina
Engkau memang cantik lalu bagaimana
Kalau ku tak suka
Kau terlihat suka aku tidak suka
Tapi kau memaksa aku tetap cuek
Kau bermain mata aku buang muka
Kau berlagak mesra aku tetap cuek
Jangan kau marah padaku bila ku diam
Ku tak ada hati bukan ku menghina
Engkau memang cantik lalu bagaimana
Kalau ku tak suka
Ku baca sinarmu aku biasa saja
Kau kirimkan tanda namun aku cuek
Kau terlihat suka aku tidak suka
Tapi kau memaksa aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Aku tetap cuek, aku tetap cuek
Senin, 09 Mei 2011
Jumat, 22 April 2011
Aku sedang berjalan
Menyusuri relung di hatimu
Aku sedang mencari
Sesuatu di balik matamu
Yang mampu membuatku terpesona
Yang mampu membuatku terpesona
Apakah dirimu yang mampu
Membuat hatiku bagai melayang di awan
Dan apakah dirimu yang mampu membuat hatiku bagai
terpanah asmara
Dan ku yakin itulah cinta
Kuyakin itulah asmara
Aku sedang berjalan
Mengikuti kata di hatiku
Aku sedang mencari
Rahasia di balik matamu
Yang mampu membuatku terpesona
Yang mampu membuatku terpesona
Kuserasa di surga
Dan hati berbunga-bunga
Lirik Lagu Naif – Itulah Cinta dipersembahkan oleh Lirik Lagu Indonesia Terbaru
Minggu, 03 April 2011
Jumat, 01 April 2011
Penuh tanda "?"
kenapa bentuk Selendangnya aneh??
memakai selendang toga ini, gue pikir jadi ujian terberat gue nih.
kepala gue masuk sini salah, masuk situ salah.
harusnya kek gimana sih???
penuh tanda tanya.
Gila, udah sarjana gue belum tau cara pake toganya...ckckck.
memakai selendang toga ini, gue pikir jadi ujian terberat gue nih.
kepala gue masuk sini salah, masuk situ salah.
harusnya kek gimana sih???
penuh tanda tanya.
Gila, udah sarjana gue belum tau cara pake toganya...ckckck.
Rabu, 30 Maret 2011
Apa Adanya
by: NAIF
kau inginkan dunia, ku beri segalanya
tak cukupkah itu, tak cukupkah itu
kau ingin ku ada, ku selalu ada
kau inginkan hati, ku berikan jiwa
tak cukupkah itu, terimalah daku apa adanya
aku tak tahu apa-apa yang ingin kau minta
aku tak tahu lagi-lagi yang harus ku beri
hanya satu permintaanku
terimalah saja oh diriku apa adanya
kau ingin ku ada, ku selalu ada
kau inginkan hati, ku berikan jiwa
tak cukupkah itu, terimalah daku apa adanya
aku tak tahu apa-apa yang ingin kau minta
aku tak tahu lagi-lagi yang harus ku beri
aku tak tahu apa-apa yang ingin kau minta
aku tak tahu lagi-lagi yang harus ku beri
hanya satu permintaanku, hanya satu permohonanku
terimalah saja oh diriku apa adanya
Aku Pria
by: NAIF David. Pepeng. Jarwo
Aku bukan pria bermuka dua,
yang terlihat manis di depan mata
aku bukan pria bersih dan mulia,
yang terlihat suci di layar kaca
aku bukan pria pengumbar cinta,
rayu sana-sini pada wanita
aku bukan pria pemuja harta,
tahta kekayaan tiada artinya
aku bicara apa adanya
agar kau tau yang sebenarnya
Reff:
aku pria biasa saja
ku punya cinta hanyalah untukmu
suka tak suka ya itulah aku
kalau tak suka pergilah dariku
Selasa, 29 Maret 2011
Minggu, 27 Maret 2011
Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 3
ini hal yang akan gue selalu inget tentang kalian
"adakah toilet laki-laki ada disekolah ini?"
ups bukan itu kok
tapi semangat kalian yang membuat gue bersemangat
bukan saja dari kalian teman-teman sepembelajaran di kelas, tetapi rekan dan kolega guru dan karyawannya.
1 tahun rasanya bagai mimpi 1 malam
gue terdaftar dalam sejarah kalian seperti sebuah mimpi dan ketika mimpi itu berakhir itu juga seperti sebuah mimpi.
Bukan mimpi buruk kawan, tetapi mimpi indah yang justru meyakinkan gue karena kalianlah gue bisa mencintai dunia pendidikan.
banyak filsafat pendidikan, belajar hingga mati
manusia yang terus belajar dan mengerti,
manusia yang terus memahami,
manusia yang merendahkan diri,
manusia yang diingat sampai mati,
tapi gue belajar, bahwa manusia belajar untuk mengasihi.
1 tahun bagai mimpi 1 malam
detik-detik yang berjalan tak terasa ketika semua telah terlewati
susah tak pernah kurasa kenyamanan selalu kurasa
itu kondisi terbaik untuk mengajar dan belajar
sangat sulit menciptakan situasi itu di tempatku sekarang
sangat sulit mendapatkan semangat itu sekarang
tapi ku percaya aku bisa
saat ini berjalan
menuju pada harapan
bisa mengiringi kalian menjadi seorang yang hebat dan mampu mengubah dunia menjadi lebih baik
bukan tenggelam di tengah dunia
1 tahun bagai mimpi 1 malam, mimpi ini begitu terkenang
dikala gue sedang mengerang karena ingin menyerah pada kenyataan
"banyak hal hanya nama dan title, bukan pada isi"
semua hanya mencari keuntungan tanpa keluar pengorbanan nyata
begitupun gue
kalo gue menyerah.
tapi ini sedikit sulit
Guru agama selalu berada pada hal dilematis,
mengembangkan yang salah
atau
pergi mencari ke tempat yang benar melepaskan semuanya??
yah impian bersama kalian, itu kira-kira 2 tahun yang lalu,
sekarang kalian murid gue yang dulu kelas 2 udah jadi kelas 3.
harum sekolah masih bisa kuingat,
Bunda yang terpajang di sudut lapang, tak ditengok orang
hanya pagi dan mau ujian saja ramai dikunjungi, tapi gue selalu berada
mengadu dan berdoa menguatkan diri,
jangan sampai salah ucap,
dan salah bertingkah
jagalah semua hal dalam diri gue ini
biar si jahat tidak dapat berkuasa.
Kira-kira 2 tahun yang lalu Aku bersama kalian
1 tahun rasanya bagai mimpi 1 malam
aku cinta kalian
"adakah toilet laki-laki ada disekolah ini?"
ups bukan itu kok
tapi semangat kalian yang membuat gue bersemangat
bukan saja dari kalian teman-teman sepembelajaran di kelas, tetapi rekan dan kolega guru dan karyawannya.
1 tahun rasanya bagai mimpi 1 malam
gue terdaftar dalam sejarah kalian seperti sebuah mimpi dan ketika mimpi itu berakhir itu juga seperti sebuah mimpi.
Bukan mimpi buruk kawan, tetapi mimpi indah yang justru meyakinkan gue karena kalianlah gue bisa mencintai dunia pendidikan.
banyak filsafat pendidikan, belajar hingga mati
manusia yang terus belajar dan mengerti,
manusia yang terus memahami,
manusia yang merendahkan diri,
manusia yang diingat sampai mati,
tapi gue belajar, bahwa manusia belajar untuk mengasihi.
1 tahun bagai mimpi 1 malam
detik-detik yang berjalan tak terasa ketika semua telah terlewati
susah tak pernah kurasa kenyamanan selalu kurasa
itu kondisi terbaik untuk mengajar dan belajar
sangat sulit menciptakan situasi itu di tempatku sekarang
sangat sulit mendapatkan semangat itu sekarang
tapi ku percaya aku bisa
saat ini berjalan
menuju pada harapan
bisa mengiringi kalian menjadi seorang yang hebat dan mampu mengubah dunia menjadi lebih baik
bukan tenggelam di tengah dunia
1 tahun bagai mimpi 1 malam, mimpi ini begitu terkenang
dikala gue sedang mengerang karena ingin menyerah pada kenyataan
"banyak hal hanya nama dan title, bukan pada isi"
semua hanya mencari keuntungan tanpa keluar pengorbanan nyata
begitupun gue
kalo gue menyerah.
tapi ini sedikit sulit
Guru agama selalu berada pada hal dilematis,
mengembangkan yang salah
atau
pergi mencari ke tempat yang benar melepaskan semuanya??
yah impian bersama kalian, itu kira-kira 2 tahun yang lalu,
sekarang kalian murid gue yang dulu kelas 2 udah jadi kelas 3.
harum sekolah masih bisa kuingat,
Bunda yang terpajang di sudut lapang, tak ditengok orang
hanya pagi dan mau ujian saja ramai dikunjungi, tapi gue selalu berada
mengadu dan berdoa menguatkan diri,
jangan sampai salah ucap,
dan salah bertingkah
jagalah semua hal dalam diri gue ini
biar si jahat tidak dapat berkuasa.
Kira-kira 2 tahun yang lalu Aku bersama kalian
1 tahun rasanya bagai mimpi 1 malam
aku cinta kalian
Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 2
"deg-deg-deg"
di malam menjelang hari wawancara besok
tidur gue gak tenang.
Bakal diterima gak yah? (bilang aja belum)
bakal diomelin gak yah? (salah aja kagak)
bisa gak yah? (dicoba aja belum)
tidur gak yah? (merem aja belum)
dualisme pikiran yang menghantui malam.
Kayaknya kalo ada hantu malah hantu rasanya dicuekin.
Mungkin hantu yang tak hadir, tapi setan yang menghantui pikiran.
Kalo gak cepet tidur, besok bakal telat.
wawancara gak maksimal deh. Tidur ah.
besok paginya....
langsung saja yah setelah semua siap, gue berangkat ke ibukota
naik 'si hitam'
'si hitam' adalah motor bebek supra hitam, tahun 90,
motor kesayangan yang di beli saat malam natal.
si hitam telah mengantarkanku sampai mana-mana.
Titik terjauhnya adalah baru-baru tahun lalu, dia berhasil mengantarkan gue sampai Lampung! hahaha.
gak mengira 'si hitam' bisa kuat menerjang lubang-lubang di jalan raya Jakarta-Lampung.
mungkin ia sedikit terengah jika gue gas terlalu memaksa, sekarang dia berkarya di warung Sari Djoyo, di warung keluarga gue.
kok jadi ngomongin 'si hitam'?
ya karena secara gak langsung 'si hitam' selalu ada dalam setiap moment penting hidup gue.
motor yang gak pernah dilirik maling untuk dicuri
motor yang setia menghantarkan gue sampai kemanapun
meski suka mogok kalo kena banjir, tapi cepet sembuhnya.
Jadi gak terlalu banyak merepotkan si pemilik.
ya, di pagi itu, gue dan si hitam dengan PD nya melintas di lapangan parkir santa SMA Santa Ursula, yang di dalamnya berjejalan mobil-mobil mewah.
Kok bisa PD?
karena dibeli tidak dengan kredit (ngutang).
Gak peduli seberapa bagus saingan 'si hitam' ia tetap setia mengantarkan gue, dan menunggu di parkiran.
Yup, gue sampailah depan pintu gerbang yang tidak sembarang orang bisa masuk, bahkan itu wali murid.
Satpam bertanya,
"permisi pak!"
gue jawab "silahkan" (gue pikir mau lewat)
ternyata dia bertanya apa kepentingan gue di sekloah ini. Gue jawablah "Gue Guru baru!" harus PD dan berwibawa (sotoy padahal belum diterima udah PD)
"oh, maaf pak, silahkan masuk!"
tuh kan bener pak kata gue nyablak dulu deh dengan yakin pasti dibolehin.
langkah kaki gue masuk kawasan "padat penduduk perempuan"...
melangkahkan pada ubin yang pertama, ternyata gak ada kesan yang berbeda.
yah, masuk aja lah, selow, selon, masuk PD, tegap, senyum, salam, sapa.
sok kenal. sok deket. yeah! cool calm confident.
sambil nyanyi lagu "MAJU TAK GENTAR"
"wow, keyenz!
perpustakannya okay!"
jalan lagi...mengikuti arus para siswi berjalan. wow, keyenz, ada suatu hall yang penuh dengan piala. "wow! buanyak banget, bisa gak yah gue hasilkan 1 piala?"
(lomba apa ron? kitab suci?)
jarang banget tuh lomba begituan yang bawa nama sekolah.
hmm, lorongnya panjang amat! wuihh hal yang buat takjum adalah arsitektur sekolahnya...sangat jadul.
keren. unik. makin semangat. naik ketangga, ketemu bapak keci, berkumis, rambut klimis. "Yang menyapa. selamat pagi pak!", terdengar suara dari anak sanur "Pagi, pak suryo!", "Pagi!" balas ditambanhkan dengan sebuah senyuman. dengan PD,
"Pak Suryo yah...Pakabar pak? dah lama tak jumpo kito? sekarang di sini ko!"
"siapa yah?! emang saya kenal sama situ ?!"
"enggak sih...hehehe! cuma biar ada kesan lebih akrab aja!"
"oh, hahaha, mau menghipnotis yah? kok tau situ nama saya?"
"tau lah, bapak kan terkenal, bukitnya banyak murid yang manyapa bapak? bapak guru akuntansi yah??"
"ha? sok tau, saya bukan guru...saya pegawai disini bagian administrasi"
"yah, maksud saya itu, bapak pantas kalo jadi guru akuntasi!"
"hahaha, masak iya...btw, anyway, busway, situ mau ngapain dimari?"
"mo ketemu suster kepsek. mau nglamar jadi guru agama"
"situ guru agama nih sekarang?"
"yoi yoi, akan hehe"
"ya udah tunggu di sana, biar saya panggilin susternya! (eh beritahu...)"
"oke sip"
"yoi yoi.."
"loh $%@#$&*!"
detik ke detik, menit ke menit, dari hal menunggu wawancara dan hasil wawancara pun akhirnya diberitahukan.
D.I.T.E.R.I.M.A
(Lagunya sheila on 7 "MELOMPAT LEBIH TINGGI")
Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 1
'currrr...!',
Suara air tremos yang gue tuangkan ke dalam gelas kesayangan, yang agak besar dan memiliki gagang telinga.
'Gleg..glegk..glegk...ahhh',
suara air yang membasahi tenggorokan gue
meluncur masuk ke dalam perut gue membawa kesegaran
hingga terasa sedikit kembung dan
'eHeehggghhh...'
suara sendawa menghantarkan pandangan gue pada piring kosong yang habis telah dimakan isinya.
Dretdretdret! lalu disusul sebuah suara sebagai ringtone
"LAPOR ADA SMS, BAGI YANG MENERIMA HARAP SEGERA MEMBUKAN DAN MEMBACA SMSNYA, JIKA TIDAK TNI TIDAK MENANGGUNG RESIKO JIKA TERJADI KEKACAUAN DI LAPANGAN, TERIMAKASIH!"
Dengan kuping gue, gue cari sumber suara itu yang super jayus itu.
Gue bisa mengenal suara itu, suara HP nokia 323o bergetar dan berbunyi
beberapa detik melihat sekitar untuk mencari.
Ketemu!. Lalu membacanya dengan sigap.
'Ada apa nih? mampus dipanggil Bu Liria. Skripsi lagi jangan-jangan. mana belum ketemu pas lagi idenya. mau omong apa gue?'
Esoknya.
Di depan pintu ruangan bu Liria, dosen PA dan PS sekaligus PUDEK II.
Berpikir dulu, tegangm keringetan.
Suara pintu diketuk pada umumnya tiga kali. oke akan gue ketuk 3 kali.
'tok..tok...tok...tok' waduh salah #$%^&*!, malah 4 kali lagi. waduh gimana nih? kalo gak boleh masuk gimana?
Dari dalam terdengar suara,
"siapa?"
"anu bu"
"siapa?"
"anu saya...##$%^&*@ ?????"
"eh maksudnya saya bu, Eron. Hieronymus Yuwan Pratama. Mahasiswa IP Teologi, FKIP. NIM 2005-33-003"
"ha?"
"aduh kok ha sih jawabanya?"
"aduh gak jelas, siapa?"
"Mahasiswa ibu!"
"ah lama deh, dimasukin aja deh kenapa, lama-lama, macam orang benar aja"
"eh...#$%@$..." dalam hati rada bingung. gue maksudnya.
Masuk lah gue, dan ternyata...
"ya walah, salah deh gue, belom disuruh masuk, gue malah masuk. Ternyata lagi telponan sama orang. jadi itu tadi, pembicaraan tadi buat...?" #ketok2 kepala sendiri
"kamu kenapa Ron?"
"ah nggak bu.."
"oh sebentar yah Ron, silahkan duduk dulu" melanjutkan pembicaraan tadi "Sampai dimana tadi saya marahnya?"
Dengan muka yang emang agak ditekuk, mungkin terbawa dengan kegusaran dengan pembicaraan di telepon yang masih sedang seru-serunya.
Duduklah gue. Masih terasa banget rasanya, sentuhan pertama pantat gue duduk di kursi itu.
Sambil menghela nafas dan memandangi isi ruangan.
Dan suara perbincangan bu Liria dengan seseorang ditelepon itu semakin gak gue dengar karena udah masuk dalam bayangan imajinasi.
Di ruangan itu ada foto keluarganya, ada lemari, komputer, buku-buku bagus dan berkas-berkas mahasiswa sepertinya, yang tertumpuk rapi. Ruangan cukup sejuk dengan AC yang cukup.
Hah cukup untuk menyejukkan badan gue yang keringetan, karena kepanasan berlari ke ruangan ini.
# plonga-plongo...
Sambil menghirup dalam-dalam kesejukan udara AC,
'wuaaaahhhh.......,imajinasi gue melayang seperti di padang rumput hijau dan berlari ke dalam hutan yang segar setelah hujan' tangan ikut bergerak seperti bebas dan puas setelah bangun tidur.
Lalu dari kejauhan tampak muncul angka-angka 2005-33-003'
tiba-tiba,
"RON!!!!!!!! ERON!!!!! MAHASISWA 2005-33-003!!!!Hoy!!! NGAPAIN KAMU!!!??? ANEH!"
Tiba-tiba wajah tekukan itu tepat berada didepan gue
"Wuaaaah!!!!!"
"Ahhh!"
sama-sama kaget setengah mati #shock berat!
"Kamu kenapa sih aneh! gila yah tiba-tiba teriak!"
"anu bu...anu bu...anu saya!"
"apasih???"
"ruangan ibu nyaman jadi...jadi saya terbawa imajinasi bu!"
"oh nyaman yah...iya....terimakasih.
"lah mana saya tau?"
"jadi kamu gak tau, kenapa kamu kesini?"
"nggak, habis ibu gak kasih tau alasan ibu suruh datang dimari, lewat sms"
"oooooo....sms itu, yang tadi malam yah? ya ya ya"
dalam hati sambil mendowerkan bibir
mengulangi kata-kata itu "oooooo....sms itu, yang tadi malam yah? ya ya ya"
"Kenapa?"
"ah nggak senam, mulut bu #ngeles"
"Jadi begini ron..Suster Moekti telpon saya guru agamanya kuliah S2 di Roma tiba-tiba, jadi meminta saya untuk mencarikan guru pengganti (caretaker) untuk 1 tahun honorer.
"oke kalo siap silahkan kamu persiapkan, semua hal yang diperlukan untuk melamar, besok kamu ke sana, sambil membawa berkas-berkas yang ada."
"SIAP BOS!, terimakasih yah bu, sambil mencium tangan bu Liria"
"WOITS! jangan lupa, kamu disana guru agama. Don't TRY To Touch Them!"
yaaah # dalam hati
Tapi gapapalah...'sentuhan' itu gak perlu secara badan, tapi menyentuh lewat hati ke hati, dalam nama Tuhan Yesus pastinya.
Tuhan Yesus, buatlah aku kuat menerima godaan nanti, AMIN. THX Jesus.
#dalam hati berdoa
Suara air tremos yang gue tuangkan ke dalam gelas kesayangan, yang agak besar dan memiliki gagang telinga.
'Gleg..glegk..glegk...ahhh',
suara air yang membasahi tenggorokan gue
meluncur masuk ke dalam perut gue membawa kesegaran
hingga terasa sedikit kembung dan
'eHeehggghhh...'
suara sendawa menghantarkan pandangan gue pada piring kosong yang habis telah dimakan isinya.
Dretdretdret! lalu disusul sebuah suara sebagai ringtone
"LAPOR ADA SMS, BAGI YANG MENERIMA HARAP SEGERA MEMBUKAN DAN MEMBACA SMSNYA, JIKA TIDAK TNI TIDAK MENANGGUNG RESIKO JIKA TERJADI KEKACAUAN DI LAPANGAN, TERIMAKASIH!"
Dengan kuping gue, gue cari sumber suara itu yang super jayus itu.
Gue bisa mengenal suara itu, suara HP nokia 323o bergetar dan berbunyi
beberapa detik melihat sekitar untuk mencari.
Ketemu!. Lalu membacanya dengan sigap.
ron, bisa ke kantor saya besok pagi. ada hal yang harus saya bicarakan. penting! -Liria-
'Ada apa nih? mampus dipanggil Bu Liria. Skripsi lagi jangan-jangan. mana belum ketemu pas lagi idenya. mau omong apa gue?'
Esoknya.
Di depan pintu ruangan bu Liria, dosen PA dan PS sekaligus PUDEK II.
Berpikir dulu, tegangm keringetan.
Suara pintu diketuk pada umumnya tiga kali. oke akan gue ketuk 3 kali.
'tok..tok...tok...tok' waduh salah #$%^&*!, malah 4 kali lagi. waduh gimana nih? kalo gak boleh masuk gimana?
Dari dalam terdengar suara,
"siapa?"
"anu bu"
"siapa?"
"anu saya...##$%^&*@ ?????"
"eh maksudnya saya bu, Eron. Hieronymus Yuwan Pratama. Mahasiswa IP Teologi, FKIP. NIM 2005-33-003"
"ha?"
"aduh kok ha sih jawabanya?"
"aduh gak jelas, siapa?"
"Mahasiswa ibu!"
"ah lama deh, dimasukin aja deh kenapa, lama-lama, macam orang benar aja"
"eh...#$%@$..." dalam hati rada bingung. gue maksudnya.
Masuk lah gue, dan ternyata...
"ya walah, salah deh gue, belom disuruh masuk, gue malah masuk. Ternyata lagi telponan sama orang. jadi itu tadi, pembicaraan tadi buat...?" #ketok2 kepala sendiri
"kamu kenapa Ron?"
"ah nggak bu.."
"oh sebentar yah Ron, silahkan duduk dulu" melanjutkan pembicaraan tadi "Sampai dimana tadi saya marahnya?"
Dengan muka yang emang agak ditekuk, mungkin terbawa dengan kegusaran dengan pembicaraan di telepon yang masih sedang seru-serunya.
Duduklah gue. Masih terasa banget rasanya, sentuhan pertama pantat gue duduk di kursi itu.
Sambil menghela nafas dan memandangi isi ruangan.
Dan suara perbincangan bu Liria dengan seseorang ditelepon itu semakin gak gue dengar karena udah masuk dalam bayangan imajinasi.
Di ruangan itu ada foto keluarganya, ada lemari, komputer, buku-buku bagus dan berkas-berkas mahasiswa sepertinya, yang tertumpuk rapi. Ruangan cukup sejuk dengan AC yang cukup.
Hah cukup untuk menyejukkan badan gue yang keringetan, karena kepanasan berlari ke ruangan ini.
# plonga-plongo...
Sambil menghirup dalam-dalam kesejukan udara AC,
'wuaaaahhhh.......,imajinasi gue melayang seperti di padang rumput hijau dan berlari ke dalam hutan yang segar setelah hujan' tangan ikut bergerak seperti bebas dan puas setelah bangun tidur.
Lalu dari kejauhan tampak muncul angka-angka 2005-33-003'
tiba-tiba,
"RON!!!!!!!! ERON!!!!! MAHASISWA 2005-33-003!!!!Hoy!!! NGAPAIN KAMU!!!??? ANEH!"
Tiba-tiba wajah tekukan itu tepat berada didepan gue
"Wuaaaah!!!!!"
"Ahhh!"
sama-sama kaget setengah mati #shock berat!
"Kamu kenapa sih aneh! gila yah tiba-tiba teriak!"
"anu bu...anu bu...anu saya!"
"apasih???"
"ruangan ibu nyaman jadi...jadi saya terbawa imajinasi bu!"
"oh nyaman yah...iya....terimakasih.
Ini baru saya rapiin. (wajah berubah jadi lembut dan baik setelah tadi kayak singa)
so, jadi ngapain kamu ke sini?""lah mana saya tau?"
"jadi kamu gak tau, kenapa kamu kesini?"
"nggak, habis ibu gak kasih tau alasan ibu suruh datang dimari, lewat sms"
"oooooo....sms itu, yang tadi malam yah? ya ya ya"
dalam hati sambil mendowerkan bibir
mengulangi kata-kata itu "oooooo....sms itu, yang tadi malam yah? ya ya ya"
"Kenapa?"
"ah nggak senam, mulut bu #ngeles"
"Jadi begini ron..Suster Moekti telpon saya guru agamanya kuliah S2 di Roma tiba-tiba, jadi meminta saya untuk mencarikan guru pengganti (caretaker) untuk 1 tahun honorer.
saya mau tawarkan pekerjaan buat mu!
yaitu mengajar di SMA Santa Ursula Jakarta.
Sebagai guru agama.
Kamu sanggup gak?.
kamu nanti jadi guru honorer untuk mengajar di sana selama 1 tahun karena gurunya yang lama sekolah lagi ke Roma italia, si sisil.
saya tawarkan ini karena kamu kan juga sedang akan menulis skripis jadi kamu gak terlalu padat jadwalnya lagian kamu juga pernah mengajar kan di BEKASI itu bersama DEPDIKNAS dan LPPM ATMA, jadi setidaknya diantara pilihan yang lain kamu yang lebih pas menurut saya."
Amin, wow, sanur boo...
Menginjakkan kaki di sekolahnya aja belum pernah.
Ngeliatnya aja paling cuma 2 kali seumur hidup.
#Inget pengalaman dulu,
Yang pertama,
pas lewat lapangan banteng karena mau ke katedral, terus nginjek eek kucing.
pas yang kedua lewat majalah hidup di dalam gudang.
Sekolah cw semua tuh boo...asik dah.
Peluang bagus.
Mana sekolah TOP lagi.
Banyak bidadari pula. jarang-jarang #dalam hati
Tanpa pikir panjang mengatakan, "OKE BU! SIAP!"
"SIAP BOS!, terimakasih yah bu, sambil mencium tangan bu Liria"
"WOITS! jangan lupa, kamu disana guru agama. Don't TRY To Touch Them!"
yaaah # dalam hati
Tapi gapapalah...'sentuhan' itu gak perlu secara badan, tapi menyentuh lewat hati ke hati, dalam nama Tuhan Yesus pastinya.
Tuhan Yesus, buatlah aku kuat menerima godaan nanti, AMIN. THX Jesus.
#dalam hati berdoa
Jumat, 11 Maret 2011
from 16.30 until 21.30
Selasa kemaren...
Nazar gue terpenuhi...
Gue berhasil jalan kaki dari atma sampe rumah. Dan ternyata cuma jalan saja gak mudah apalagi di Jakarta.
Dari mendaraskan salam maria dalam setiap langkah, sampe yang terdengar cuma
"anjing...cape juga Tuhan. Ups, sorry..hehehe,"
Gue suka lupa, padahal ini bukan seperti gue ngejalanin tugas.
Ini harusnya menjadi wujud syukur gue...Eh ya gue sempet juga mengeluh. Dasar manusia.
Banyak hal yang gue pikirkan dijalan, banyak orang sudah tau tentang Jakarta yang penuh polutan.
Dari biskota bobrok,
sopir yang mabok,
sampe ketek jorok,
tetep aja ada yang memilih
"bike to work"
Di televisi bilangnya...menjaga kesehatan.
"masak sih badan lu bakal sehat? kan yang ada di Jakarta nih cuma ada radikal bebas? dan itu yang dihirup ketika kita benapas karena terengah-engah mengayuh sepeda??"
Radikal bebas yang mengkeroposkan hidup manusia. Mulai dari yang diproduksi mesin kendaraan, mesin pabrik dan seorang perokok.
"anjing, pengen banget kemana-mana gue bawa gunting...
kalo ada orang yang merokok di samping gue, langsung gue gunting rokoknya!".
"gak sadar apa mereka telah menggunting umur gue?"
Ternyata radikal bebas juga bisa macam-macam. Perilaku korup juga jadi radikal bebas juga dalam suatu institusi. Harus dicegah dan dibasmi contohnya tentang 'mereka'.
Berjalan setapak demi setapak, ada selembar koran yang terserak di pinggir jalan dan sudah terinjak-injak orang, gak keruan kusutnya.
Puasnya, dalam koran itu gambarnya trio 'N', NH, NuB dan NiB. Sekalian aja ikutan nginjek,
eh ternyata ya ada orang juga yang ngeludahin, hahaha.
Sungguh, berjalan dari Atma sampe rumah membuat gue sadar, Jakarta bukan tempat gue mencari kesehatan.
Di sini cuma tempat mencari keduniawian, mendingan Jogja, debu juga debu vulkanik yang nantinya bikin subur.
Yang gue butuh sebenarnya udara segar dari hutan, atau gunung yang belum tersentuh oleh tangan mafia hutan dan mafia pertambangan.
Yang gue butuh hidup dalam lingkungan pertanian atau perikanan.
Hal yang sebenernya adalah mata pencaharian utama penduduk di Indonesia
"kalo kita belajar Pkn atau Geografi atau IPS" dulu waktu kita sekolah dasar sampe SMA.
Sekarang mata pencharian mungkin "korupsi"
Setapak demi setapak, berjalan
sesekali harus menahan nafas karena yang ada cuma asap pekat atau bau sampah rumah tangga.
Atau bau ketek 'orang kismin' yang jarang mandi yang melintas beberapa meter dari kita.
Gue juga mencoba tidak menghiraukan tatapan mata orang-orang yang melihat heran, macam liat buronan seperti Gayus Tambunan.
Gue tetap bertahan sampe saat kekuatan cuma bisa berjalan beberapa ratus meter dan harus sering berhenti.
Sampe sepatu bagus terasa tidak pas di kaki. Sampe kaki berat untuk melangkah.
Dan sampailah aku pada sebuah warung kecil. Di tempat itu aku beristirahat lama dan berbincang-bincang.
"bu, saya pesan teh hangat manis! dan sambil mengambil panganan kecil dan sebotol besar air mineral"
"baik. Mas dari mana nih?"
"saya dari Kampus, Atma"
"oh..ngapain?"
"jalan"
"oh jalan....naik apa?"
"jalan bu, jalan...naik kaki. Jalan kaki"
"jalan kaki??"
"iya jalan kaki"
"kenapa mas? kehabisan ongkos apa emang niat jalan?"
"emang niat...mau nepatin janji ke Tuhan saya!"
"oo..siapa Tuhan mas?"
"Yesus Kristus...ibu kenal?"
"oh Tuhannya orang Kristen..tau saya, tapi belum kenal banget., jadi mas melakukan nazar sekarang?"
"iya"
"wah semangat mas kalo gitu"
"mas berarti orang Kristen dong?"
(gue sempet berpikir,
apakah ibu ini kalo gue mengaku sebagai orang Kristen pelayanannya akan tetap sama atau tidak...)
Ternyata sama. Ia orang yang baik dan gue berbincang bahkan soal iman sama dia.
Semu perbincangan itu menguatkan semangat gue untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah segelas teh hangat manis sudah habis dan sebungukus kripik pisang juga habis.
Yang gue bawa akhirnya cuma sebotol besar air mineral. Dan harga semua itu pas dibanderol Rp. 5.000,-
2 kilometer sebelum sampe rumah. Tepatnya di depan gerobak buah segar yang sudah tutup
kaki gue keram. Hal itu membuat gue harus beristirahat lumayan lama. Badan yang sudah dirasakan tanda-tanda akan sakit sebelumnya, menjadi lebih jelas terasa, karena dihajar dengan perjalanan yang gue tempuh. Semua itu membuat tubuh gue panas. Mata kunang-kunang. Gue pikir hampir pingsan, dan terpikir oleh gue. "oke ini perjalanan lebih baik gue stop dulu (ditunda), gue bisa lanjutin besok, sekarang gue bisa naik angkot sekarang","ah diam kau setan! aku mau jalan!","ngapain jalan? nyiksa badan"."lebih baik badan gue tersiksa daripada batin gue tersiksa"."bodoh kamu ron!","kamu yang bodoh!".
godaan itu sering sekali muncul, terkadang setan memanfaatkan kelemahan kita, dan rasa bersalah kita untuk aksi kejahatannya. "jangan hiraukan!"
"ya, lampu itu terlihat, cahaya itu yang kukenal, warna rumah itu! Rumahku Istanaku"
gue percepat langkah gue
karena rumah gue telah terlihat. dalam hati gue gak percaya bisa melalui ini semua, gue gak percaya bisa sampai sejauh ini. perjuangan gue terbayar sudah, rasa cinta gue sama Tuhan bisa gue wujudkan juga. Gue gak peduli apakah nanti gue bakal jatuh sakit atau apa. Tapi rasa percaya gue sama Tuhan yang sudah bimbing gue selama perjalanan tadi, jadi lebih besar. Ini mukjizat. hal yang bodoh yang sepele, tapi ini berdampak besar bagi hidup gue, dan mengubah gue.
Nazar gue terpenuhi...
Gue berhasil jalan kaki dari atma sampe rumah. Dan ternyata cuma jalan saja gak mudah apalagi di Jakarta.
Dari mendaraskan salam maria dalam setiap langkah, sampe yang terdengar cuma
"anjing...cape juga Tuhan. Ups, sorry..hehehe,"
Gue suka lupa, padahal ini bukan seperti gue ngejalanin tugas.
Ini harusnya menjadi wujud syukur gue...Eh ya gue sempet juga mengeluh. Dasar manusia.
Banyak hal yang gue pikirkan dijalan, banyak orang sudah tau tentang Jakarta yang penuh polutan.
Dari biskota bobrok,
sopir yang mabok,
sampe ketek jorok,
tetep aja ada yang memilih
"bike to work"
Di televisi bilangnya...menjaga kesehatan.
"masak sih badan lu bakal sehat? kan yang ada di Jakarta nih cuma ada radikal bebas? dan itu yang dihirup ketika kita benapas karena terengah-engah mengayuh sepeda??"
Radikal bebas yang mengkeroposkan hidup manusia. Mulai dari yang diproduksi mesin kendaraan, mesin pabrik dan seorang perokok.
"anjing, pengen banget kemana-mana gue bawa gunting...
kalo ada orang yang merokok di samping gue, langsung gue gunting rokoknya!".
"gak sadar apa mereka telah menggunting umur gue?"
Ternyata radikal bebas juga bisa macam-macam. Perilaku korup juga jadi radikal bebas juga dalam suatu institusi. Harus dicegah dan dibasmi contohnya tentang 'mereka'.
Berjalan setapak demi setapak, ada selembar koran yang terserak di pinggir jalan dan sudah terinjak-injak orang, gak keruan kusutnya.
Puasnya, dalam koran itu gambarnya trio 'N', NH, NuB dan NiB. Sekalian aja ikutan nginjek,
eh ternyata ya ada orang juga yang ngeludahin, hahaha.
Sungguh, berjalan dari Atma sampe rumah membuat gue sadar, Jakarta bukan tempat gue mencari kesehatan.
Di sini cuma tempat mencari keduniawian, mendingan Jogja, debu juga debu vulkanik yang nantinya bikin subur.
Yang gue butuh sebenarnya udara segar dari hutan, atau gunung yang belum tersentuh oleh tangan mafia hutan dan mafia pertambangan.
Yang gue butuh hidup dalam lingkungan pertanian atau perikanan.
Hal yang sebenernya adalah mata pencaharian utama penduduk di Indonesia
"kalo kita belajar Pkn atau Geografi atau IPS" dulu waktu kita sekolah dasar sampe SMA.
Sekarang mata pencharian mungkin "korupsi"
Setapak demi setapak, berjalan
sesekali harus menahan nafas karena yang ada cuma asap pekat atau bau sampah rumah tangga.
Atau bau ketek 'orang kismin' yang jarang mandi yang melintas beberapa meter dari kita.
Gue juga mencoba tidak menghiraukan tatapan mata orang-orang yang melihat heran, macam liat buronan seperti Gayus Tambunan.
Gue tetap bertahan sampe saat kekuatan cuma bisa berjalan beberapa ratus meter dan harus sering berhenti.
Sampe sepatu bagus terasa tidak pas di kaki. Sampe kaki berat untuk melangkah.
Dan sampailah aku pada sebuah warung kecil. Di tempat itu aku beristirahat lama dan berbincang-bincang.
"bu, saya pesan teh hangat manis! dan sambil mengambil panganan kecil dan sebotol besar air mineral"
"baik. Mas dari mana nih?"
"saya dari Kampus, Atma"
"oh..ngapain?"
"jalan"
"oh jalan....naik apa?"
"jalan bu, jalan...naik kaki. Jalan kaki"
"jalan kaki??"
"iya jalan kaki"
"kenapa mas? kehabisan ongkos apa emang niat jalan?"
"emang niat...mau nepatin janji ke Tuhan saya!"
"oo..siapa Tuhan mas?"
"Yesus Kristus...ibu kenal?"
"oh Tuhannya orang Kristen..tau saya, tapi belum kenal banget., jadi mas melakukan nazar sekarang?"
"iya"
"wah semangat mas kalo gitu"
"mas berarti orang Kristen dong?"
(gue sempet berpikir,
apakah ibu ini kalo gue mengaku sebagai orang Kristen pelayanannya akan tetap sama atau tidak...)
Ternyata sama. Ia orang yang baik dan gue berbincang bahkan soal iman sama dia.
Semu perbincangan itu menguatkan semangat gue untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah segelas teh hangat manis sudah habis dan sebungukus kripik pisang juga habis.
Yang gue bawa akhirnya cuma sebotol besar air mineral. Dan harga semua itu pas dibanderol Rp. 5.000,-
2 kilometer sebelum sampe rumah. Tepatnya di depan gerobak buah segar yang sudah tutup
kaki gue keram. Hal itu membuat gue harus beristirahat lumayan lama. Badan yang sudah dirasakan tanda-tanda akan sakit sebelumnya, menjadi lebih jelas terasa, karena dihajar dengan perjalanan yang gue tempuh. Semua itu membuat tubuh gue panas. Mata kunang-kunang. Gue pikir hampir pingsan, dan terpikir oleh gue. "oke ini perjalanan lebih baik gue stop dulu (ditunda), gue bisa lanjutin besok, sekarang gue bisa naik angkot sekarang","ah diam kau setan! aku mau jalan!","ngapain jalan? nyiksa badan"."lebih baik badan gue tersiksa daripada batin gue tersiksa"."bodoh kamu ron!","kamu yang bodoh!".
godaan itu sering sekali muncul, terkadang setan memanfaatkan kelemahan kita, dan rasa bersalah kita untuk aksi kejahatannya. "jangan hiraukan!"
"ya, lampu itu terlihat, cahaya itu yang kukenal, warna rumah itu! Rumahku Istanaku"
gue percepat langkah gue
karena rumah gue telah terlihat. dalam hati gue gak percaya bisa melalui ini semua, gue gak percaya bisa sampai sejauh ini. perjuangan gue terbayar sudah, rasa cinta gue sama Tuhan bisa gue wujudkan juga. Gue gak peduli apakah nanti gue bakal jatuh sakit atau apa. Tapi rasa percaya gue sama Tuhan yang sudah bimbing gue selama perjalanan tadi, jadi lebih besar. Ini mukjizat. hal yang bodoh yang sepele, tapi ini berdampak besar bagi hidup gue, dan mengubah gue.
Kamis, 03 Maret 2011
http://www.gerejaalgonzsby.org/front/index.php/orang-kudus/80-sejarah-kehidupan-santa-monica
Wanita yang kita kenal dengan nama Santa Monica dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen di Tagaste, Aljazair, di seberang Laut Tengah berseberangan dengan kota Roma dalam tahun 332 Masehi.
Sama halnya dengan kawan-kawan gadisnya, Monica menikah dalam usia masih muda, dengan seorang kafir, seorang pejabat Romawi tingkat rendah bernama Patrisius.
Pada jaman itu orang Kristen masih jarang dan terpisah-pisah oleh jarak tempat tinggal mereka. Perkawinan itu dikaruniai tiga anak; yang tertua dan yang paling terkenal adalah Agustinus.
Patrisius bukanlah seorang suami yang dapat dicontoh. Dia sangat pemarah dan suka menghujat. Namun Monica terus tekun berdoa untuk pertobatan suaminya. Kesalehannya, kesabarannya dan keuletannya membuahkan hasil. Patrisius bertobat, menerima baptisan. Namun dia hidup sebagai orang Kristen hanya setahun lalu meninggal dunia.
Agustinus menjadi beban bagi ibunya yang pengampun itu. Dia sangat brilian, cepat disukai orang. Namun demikian dia meniru ayahnya. Hal ini mengecewakan Monica. Agustinus tidak mau menerima baptisan. Malah dia menganut aliran sesat dan mengatakan bahwa orang Kristen itu tidak benar.
Selama bertahun-tahun Monica berdoa, berpuasa dan sering dengan diam-diam mengucurkan air matanya sampai membasahi bantalnya. Semua karena cara hidup puteranya yang tidak keruan dan menyedihkan.
Allah mendengarkan doa-doa Monica yang setia itu. Agustinus meninggalkan gaya hidupnya yang penuh dosa itu. Dia menerima baptisan dari seorang pengkotbah dan pujangga Gereja yang besar. Santo Ambrosius dari Milan, pada Hari Minggu Paskah, tahun 387.
Monica, ibunya Agustinus meninggal tak lama setelah itu, dalam usia 53 tahun. Dia meninggal dalam keyakinan bahwa Allah telah mendengarkan doa-doanya dan bahwa tugasnya di dunia telah selesai.
Santa Monica adalah pelindung bagi orang tua yang dalam kesulitan, para wanita yang berkeluarga dan para janda. Hari pestanya dirayakan oleh Gereja setiap tahun pada tanggal 27 Agustus.
Wanita yang kita kenal dengan nama Santa Monica dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen di Tagaste, Aljazair, di seberang Laut Tengah berseberangan dengan kota Roma dalam tahun 332 Masehi.
Sama halnya dengan kawan-kawan gadisnya, Monica menikah dalam usia masih muda, dengan seorang kafir, seorang pejabat Romawi tingkat rendah bernama Patrisius.
Pada jaman itu orang Kristen masih jarang dan terpisah-pisah oleh jarak tempat tinggal mereka. Perkawinan itu dikaruniai tiga anak; yang tertua dan yang paling terkenal adalah Agustinus.
Patrisius bukanlah seorang suami yang dapat dicontoh. Dia sangat pemarah dan suka menghujat. Namun Monica terus tekun berdoa untuk pertobatan suaminya. Kesalehannya, kesabarannya dan keuletannya membuahkan hasil. Patrisius bertobat, menerima baptisan. Namun dia hidup sebagai orang Kristen hanya setahun lalu meninggal dunia.
Agustinus menjadi beban bagi ibunya yang pengampun itu. Dia sangat brilian, cepat disukai orang. Namun demikian dia meniru ayahnya. Hal ini mengecewakan Monica. Agustinus tidak mau menerima baptisan. Malah dia menganut aliran sesat dan mengatakan bahwa orang Kristen itu tidak benar.
Selama bertahun-tahun Monica berdoa, berpuasa dan sering dengan diam-diam mengucurkan air matanya sampai membasahi bantalnya. Semua karena cara hidup puteranya yang tidak keruan dan menyedihkan.
Allah mendengarkan doa-doa Monica yang setia itu. Agustinus meninggalkan gaya hidupnya yang penuh dosa itu. Dia menerima baptisan dari seorang pengkotbah dan pujangga Gereja yang besar. Santo Ambrosius dari Milan, pada Hari Minggu Paskah, tahun 387.
Monica, ibunya Agustinus meninggal tak lama setelah itu, dalam usia 53 tahun. Dia meninggal dalam keyakinan bahwa Allah telah mendengarkan doa-doanya dan bahwa tugasnya di dunia telah selesai.
Santa Monica adalah pelindung bagi orang tua yang dalam kesulitan, para wanita yang berkeluarga dan para janda. Hari pestanya dirayakan oleh Gereja setiap tahun pada tanggal 27 Agustus.
Selasa, 01 Maret 2011
CATATAN SEORANG KATEKIS: "Gue adalah seorang Guru Agama, are you joke?"
"Malam ini gue ditampar sama Tuhan. Gue kehilangan iman gue.
Sekarang gue mau buka-bukaan sama Tuhan dan sama loe semua.
Gue harap, semua yang gue buka ini bisa mempengaruhi penilaian loe semua tentang gue.
Gue juga gak peduli dengan pandangan loe semua."
Mulai besok-besok gue lulus dari FKIP Teologi Atma Jaya. Gue akan dikasih gelar S.Pd.
Gue bakal jadi seorang guru. Guru Agama Katolik alias katekis.
Kata loe, "Gue adalah seorang Guru Agama. Are you joke?"
Tiap hari, gue ngaca, gue mikir.
Apa pantes orang kayak gue jadi guru Agama.
Omaigat, susahnya jadi katekis.
Orang-orang aja lebih suka dengan yang namanya uang, ketenaran, dan instan
Dalam kesehariannya, orang kayak gue ini selalu
di Cap jadi orang kudus, di Cap jadi suri teladan.
Dianggap orang baik.
Dianggap mampu menafsirkan Injil.
Dianggap mampu memimpin ibadat.
Dianggap mampu menyanyikan mazmur.
Dianggap mampu membacakan Injil dengan baik.
Dianggap mampu menafsirkan mimpi.
Dianggap mampu membaca pikiran.
Dianggap mampu mengusir roh jahat.
Dianggap mampu mengubah anak nakal jadi anak baik.
Dianggap mampu mengubah anak bodoh jadi anak pintar.
Dianggap orang yang paling bertanggung jawab mendidik akhlak seorang anak.
Dianggap orang yang paling banyak kenal sama romo-romo hebat.
Dianggap orang yang paling bisa dipercaya sebagai tempat curhat.
Dianggap mampu memiliki totalitas dalam bekerja.
Dianggap sebagai orang baik, yang mau bekerja dengan gaji minim.
Dianggap mampu membangun harapan bagi orang lain.
Dianggap mampu selalu menolong orang lain.
Dianggap orang yang kudus.
Dianggap perpanjangan tangan Tuhan.
Dianggap dekat dengan Tuhan.
selain,
Dianggap miskin
Dianggap gak punya masa depan
Dianggap gak punya penghasilan yang memadai
Dianggap gak keren
Dianggap cuma bisa omong doang
Dianggap orang bodoh
selain itu,
Dunia kerja tidak membutuhkan S.Pd Teologi
Dunia kerja tidak ada lowongan S.Pd Teologi
Cuma,
Di sekolah katolik aja. Di negeri....boro-boro.
Ya itu cuma beberapa cap yang hinggap dalam diri gue sekarang ini.
Hinggap bukan karena gue mau. Tapi gak sengaja hinggap.
Kenyataanya,
Gue masih aja mikir jorok kok. Apalagi kalo liat cw seksi sedikit.
Gue masih aja mengucapkan kata-kata kotor dan kasar.
"Tai.
Ngentot.
Puki.
Cukimai.
Anjing.
Babi.
Monyet.
Kampret.
Tolol.
Goblok.
Gila.
Sinting.
Najis.
Bangsat.
Brengsek.
Ngepet.
Pantat.
Kentut.
Sampah.
etc."
Gue masih aja kesel sama romo-romo lagaknya yang udah kayak "Lembu tambun".
Minta ini, minta itu. Aslinya...dah lu tau sendiri gimana.
Gue masih aja malas kalo aktif di Gereja.
Gue masih aja setengah-setengah mengerjakan sesuatu.
Gimana gak setengah-setengah juga, dituntut yang berkualitas di sana-sini. Akhirannya
cuma, "Makasih yah!"
dan selalu diminta bersyukur karena udah berguna bagi sesama.
Gue masih aja suka mengeluh dalam sepanjang hidup ini.
Ada aja yang masih ngerokok padahal tau merokok itu merusak kesehatan.
Merusak kesehatan itu dosa.
Gue masih aja suka ngemeng sana-ngemeng sini. Melakukan pencitraan baik. Sok akrab
sama orang-orang kudus yang hebat.
Buat proyek ini, buat proyek itu, dananya cuma buat kesenangan pribadi.
Baca alkitab aja jarang.
Apalagi nolong orang kesusahan.
'cuma menang semalam doang' kok selama ini.
Akhirnya gue mulai berbicara dengan hati nurani gue (-red: hati nurani dicetak miring):
"Loe bangga jadi katekis?"
"Bangga"
"Apa yang buat lo bangga??"
"Pada saat orang nanti mati, cuma katekis yang bisa tolong mereka!, katekis/guru
agama-lah yang mereka cari! Uang, pangkat, ketenaran, bakal kalah"
"jadi lo bangga karena itu?"
"ya"
"lo bercanda kan??"
"gak"
"gimana orang bisa percaya sama kita?
kalo kita sendiri adalah orang yang sebenernya gak layak untuk dipercaya!
Bakal masuk mana tuh orang kalo menyerahkan diri pada kita?? Gila lo.."
"terus?"
"Apa layak kita mewarkatan Dia kalo kita sendiri sikapnya gak ada bedanya sama sampah?"
"justru karena kita sampah kita dipakai"
"justru karena kita sampah kita harus beresin hidup kita dulu?"
"gak perlu"
"maksudnya?"
"...."
"-_______-"
"hmm..."
"Katalo gue adalah seorang guru Agama, are you joke?"
"apakah itu artinya semua hal di dunia ini gak layak dipercaya?"
"apakah di dunia ini hanyalah soal percaya?"
"apakah hanya soal uang dan kekayaan?"
"apakah hanya soal iman?"
"apakah hanya soal perubahan nasib?"
"apakah hanya soal Dia?"
"apakah hanya soal kekuasaan?"
"itu hanya sebuah pencitraan, bukan?"
"apakah kamu merasa tertuntut?"
"memang pelayanan selalu dituntut, bukan?"
"Kita ini adalah seorang pelayan."
"yang selalu dituntut baik, kalo tidak dibuang dalam neraka"
"Kalo begitu jadilah pemimpin"
"yang selalu dituntut tidak berbuat dosa, dan melayani orang lain, jika tidak dosa dan
dibuang dalam neraka!"
"apakah hanya soal neraka?"
"apakah hanya soal Surga?"
"apakah ini semua hanya karena kau takut berdosa kawanku katekis?"
"bukan...ini karena aku begitu mencintaiNya dan tak ingin membuatNya kecewa."
"Jadi.."
"Aku tidak ingin jadi katekis. Sebenernya, aku ingin jadi kaya dulu baru jadi katekis"
Minggu, 27 Februari 2011
4 Calon Gak ada yang beres
dah lama gue gak nulis lagi semenjak hari itu
ketemu klien berbisnis barang abstrak dan keuntungan abstrak
gue mau belajar tanpa keluar uang bisa gak yah....
baru-baru ini tangsel merintis jadi kota baru
dan terjadilah di sana PEMILU KADA
yah gak jauh berbeda dengan pendahulunya dan pemimpinnya
janji sana janji sini, pencitraan di sana-sini
ujung-ujung sama aja. kata teman gue "4 Calon Gak ada yang beres
uang semua, yaudalah maklum aja, gue juga butuh buat rokok. lumayan 20 rb per orang"
Kamis, 17 Februari 2011
"ketemu klien..."
Sore menjelang malam, jam pulang kerja.
Orang-orang bergaya eropa datang ke warung kopi khas Eropa,
yang juga perlu cash Eropa.
Ada yang berbincang, ada yang pake laptop,
atau gadget mahal lain.
Entahlah sibuk apa mereka.
Tapi di beberapa meja, ada orang yang berbica dan yang lain mendengarkan dalam satu meja kecil
tentunya, sambil minum kopi yang rata-tara harganya 3 dolar
Semua tampak keren,
Semua serba kemeja,
dan yang pria mungkin akan berdasi atau setidaknya memakai batik yang harganya di atas 10 dollar.
Semua tampak rapi,
hanya aku yang mungkin akan terlihat berbeda.
Celana jeans sobek-sobek,
kaos NFC hitam melekat pada badan kurus ini.
yeah, gue pikir semuanya tentang jual beli.
Semua tentang transaksi.
Semuanya tentang untung rugi
dan semuanya adalah tentang UANG.
Gue pikir dalam batasan tertentu semua orang itu sama...butuh uang.
Jika loe duduk di sebuah meja dan memperhatikan sekeliling loe,
loe secara langsung dapat membedakan,
mana yang agen (penjual) mana yang investor (menjadi pembeli).
Loe tahu? hanya berbekal secari kertas dan sebuah pena,
ia mencoret kertas itu,
dan orang yang duduk di depannya termangu ragu dan ada sedikit senyum.
Ada berapa agen ditempat itu?
di dalam warung kopi itu kita dapat liat banyaknya.
Banyak orang datang dan pergi,
dan agen itu adalah
orang yang paling lama duduk di tempat itu.
Dan semua pada akhirnya
bersalaman dengan dekapan tangan yang tegas dan yakin
(-red: mengenali orang sukses lewat caranya bersalaman)
dan saling tersenyum.
DEAL!
sampai pada waktu tertentu,
mereka semua pergi menuju ke ruangan yang sama.
dan gue...
gue ikut ke ruangan itu.. "mari kita temui klien kita!"
Orang-orang bergaya eropa datang ke warung kopi khas Eropa,
yang juga perlu cash Eropa.
Ada yang berbincang, ada yang pake laptop,
atau gadget mahal lain.
Entahlah sibuk apa mereka.
Tapi di beberapa meja, ada orang yang berbica dan yang lain mendengarkan dalam satu meja kecil
tentunya, sambil minum kopi yang rata-tara harganya 3 dolar
Semua tampak keren,
Semua serba kemeja,
dan yang pria mungkin akan berdasi atau setidaknya memakai batik yang harganya di atas 10 dollar.
Semua tampak rapi,
hanya aku yang mungkin akan terlihat berbeda.
Celana jeans sobek-sobek,
kaos NFC hitam melekat pada badan kurus ini.
yeah, gue pikir semuanya tentang jual beli.
Semua tentang transaksi.
Semuanya tentang untung rugi
dan semuanya adalah tentang UANG.
Gue pikir dalam batasan tertentu semua orang itu sama...butuh uang.
Jika loe duduk di sebuah meja dan memperhatikan sekeliling loe,
loe secara langsung dapat membedakan,
mana yang agen (penjual) mana yang investor (menjadi pembeli).
Loe tahu? hanya berbekal secari kertas dan sebuah pena,
ia mencoret kertas itu,
dan orang yang duduk di depannya termangu ragu dan ada sedikit senyum.
Ada berapa agen ditempat itu?
di dalam warung kopi itu kita dapat liat banyaknya.
Banyak orang datang dan pergi,
dan agen itu adalah
orang yang paling lama duduk di tempat itu.
Dan semua pada akhirnya
bersalaman dengan dekapan tangan yang tegas dan yakin
(-red: mengenali orang sukses lewat caranya bersalaman)
dan saling tersenyum.
DEAL!
sampai pada waktu tertentu,
mereka semua pergi menuju ke ruangan yang sama.
dan gue...
gue ikut ke ruangan itu.. "mari kita temui klien kita!"
Selasa, 15 Februari 2011
Kidung Kencana
Kupuji cintaMu..
melebihi anggur termanis.
Pantaslah hatiku jatuh padaMu..
Harum semerbak tumpah wewangian namaMu
lembut merasuk mesra membelai rasa...
DatangMu Kekasih..
menawan di mata hatiku.
Bagai anak kijang kembar di padang.
Lincah cintamu, memamah rumputan nestapa
daku terpaku nyanyi,
"Kidung Kencana"
Melompatlah kalbuku
keriangan kemana elok cintamu
menatahkan berlian di dua mataMu
Kala ku berbaring di dadaMu
kurasa kuat kasihMu,
bagai ribuan perisai melindungiKu
Di danau hatiMu,
luas terhampar cintakasih
Oh betapa indah tenang mengalun...
Kini kudapat gembira bersampan di situ
sambil berdendang nyanyi
"Kidung Kencana"
Melompatlah kalbuku
keriangan kemana elok cintaMu
mentahtakan berlian di dua mataMu
Kala ku berbaring di dadaMu
kurasa kuat kasihMu,
bagai ribuan perisai melindungiKu
-Andre Manika-
[Lagu ini menguatkan gue di saat gue mengalami hal yang membuat hidup gue down,
makasih om Andre Manika]
Senin, 14 Februari 2011
i'm the Thiefs
Seorang pencari,
tidak akan betah di suatu tempat yang nyaman.
Akan selalu mencari sebuah tantangan yang baru.
Mencari sebuah keutamaan,
atau sebuah essensi dasar dari hidup ini.
Syarat sebagai seorang 'pencari' adalah
membuka diri selebar-lebarnya
untuk melihat penyelenggaraan ilahi yang terjadi
pada setiap langkah hidupnya,
memaknainya dan mempertanyakannya.
Ini memang terkesan hal yang berlawanan dan aneh.
Tetapi apa yang lebih aneh dari dunia kita ini?
Dari sikap para pejabat negeri ini?
Dari sikap alim ulama di jaman ini?
yang merasa paling mengerti dari pada Tuhannya?
Pada akhirnya sebuah kepasrahan sejati muncul dan memperkaya diri ini.
karena semua hal itu.
Tapi bukan apatisme lalu berkata, "Yasudahlah dan tetapi",
kepasrahan ternyata harus disertai harapan terbaik.
Tetapi anehnya aku lebih suka disebut sang pencuri.
Seorang pencuri tidak pernah puas menjarah satu moment
ke moment yang lain.
Dia akan terus mencari tantangan terbesar
yang membuat seluruh adrenalinnya meningkat.
Mencari jalan lain yang tidak biasa,
mencari cara lain yang slalu berbeda,
bersikap tidak normal,
menjadi yang pertama.
Dan membaur bersama banyaknya orang
sampai ia tak terlihat tampak,
tetapi sebenarnya sedang bekerja.
Apakah seorang pencuri itu akan kaya?
Ia tak pernah bekerja untuk dirinya sendiri,
tetapi bagi 'orang lain'.
Bukan bekerja untuk orang lain.
Karena ia pribadi yang bebas dan sederhana
Ia hanya membutuhkan apa yang ia perlukan.
Kebutuhan sebagai seorang manusia biasa butuhkan,
tidak lebih dan tidak kurang.
karena ia telah mendapatkan kesenangan pribadinya
yaitu mencuri.
Ia hanya akan mencuri kepada orang-orang yang kaya,
dan membagi hasil jarahannya
kepada orang-orang yang membutuhkan.
Lihatlah orang kaya di bumi kita ini, jika mereka kaya, dan
kata mereka, kekayaannya didapatkan karena membantu orang,
"Apa sajakah wujud kekayaan mereka, yang mereka bagikan?"
Yang ada yang kaya tambah kaya,
yang miskin tambah miskin
Yang korup makin korup,
yang pengemis makin profesional.
Bukankah sang pencuri utama telah mengajarkan, tentang "Mari berbagi?"
(Luk 9:24, Mat 4: 4, Mat 25:45, Mat 7:11, Mat 5:24, Mat 20: 26b, Luk 15: 31-36,
Mark 12: 31, Mat 6: 1.34, Mark 8: 1-10, Mark 9: 33-37, Mark 12: 41-44)
Mana wujudnya hari saudaraku yang kaya??
Kau tahu itulah sebabnya
aku menjadi seorang 'pencuri' bagi pencuri yang sesungguhnya.
Sampai akhrinya "hari itu muncul".
Ia akan tampak sebagai orang yang paling sial diantara bangsanya.
Tetapi lihatlah dia tersenyum bahagia.
Karena diakhir hayatnya,
dia telah berhasil mencuri perhatian setiap orang
yang telah menjadi lebih apatis terhadap banyak hal.(Luk 11:30)
Kamis, 10 Februari 2011
prepare for the rain
ron sekarang elu termasuk yang mana???
Pada suatu hari
ada dua orang petani,
mereka berdoa kepada Tuhan supaya diturunkan hujan untuk ladangnya.
Petani yang satu hanya berdoa saban hari.
Petani yang satu pergi ke ladangnya dan mempersiapkan ladangnya, supaya nanti jika hujan
ladangnya telah siap.
kira-kira ke ladang siapa hujan akan diturunkan?
Yah kemungkinan besar ke ladang petani yang mempersiapkan ladangnya
jadi, sekarang jawab pertanyaan di atas
Pada suatu hari
ada dua orang petani,
mereka berdoa kepada Tuhan supaya diturunkan hujan untuk ladangnya.
Petani yang satu hanya berdoa saban hari.
Petani yang satu pergi ke ladangnya dan mempersiapkan ladangnya, supaya nanti jika hujan
ladangnya telah siap.
kira-kira ke ladang siapa hujan akan diturunkan?
Yah kemungkinan besar ke ladang petani yang mempersiapkan ladangnya
jadi, sekarang jawab pertanyaan di atas
school of life
sekolah untuk hidup
atau
hidup untuk sekolah.
gue mau pilih yang mana yah?
belajar untuk hidup
atau
hidup untuk belajar
hidup untuk belajar
nah kalo yang ini gue bakal pilih yang mana?
dari tadi gue mikir itu
dapetnya
gue harus keluar dari zona nyaman gue
menganggap itu semua sebagai tantangan
yang mengasyikan
tiap hari berganti level
dan stage
Ternyata eh ternyata
desh...desh...duash!
blams! bloooms! hahahaha
dedh..dedh..dedh.dedh...!
quaaaaarrrssshhhh!
hyaaaaaa! hyoooo!
apaan sih tuh?
jangankan elu,
gue juga bingung.
itu terjadi saat gue sedang cerita di depan kelas.
Pas cerita tentang Yesus di depan kelas 3 sekolah dasar
tiba- tiba dua orang anak berdiri, berkhayal, dan
berjalan-jalan sendiri di dalam kelas...
Sepertinya hidup dalam dunia khayal mereka sendiri.
Penuh nuansa action, dan pertempuran hebat.
tanpa ada suatu kebaikan di dalamnya
kemudian gue tangkaplah mereka
Gue buat dia duduk di tempatnya
gue sapa, "hey, "terang terus" hey "pembawa hujan"..."
tatapannya kosong, kayak orang melamun
gak nengok
gue teriak deh...
"awas ada RUDAL BAZOOKA!"
dia mulai merespon
"Aaaaaah!" seketika tiarap
alamak nih anak. alamat bakal gila dah gue nih.
kata teman-teman di kelasnya,
"Sudah pak, biarin aja, mereka emang gitu, ada tiga orang pak sebenernya...!"
"alamak tiga??"
"satu aja kepalang repot"
God, bantu gue buat selesaikan hari ini dengan baik...
berikan kesan terbaik untuk mereka bukan tentang ku tapi tentang kebaikanMu
hasilnya gue mulai 'ngemeng' deh
hey "terang terus", hey "pembawa hujan" tau gak...
Tuhan Yesus juga punya senjata
senjata Tuhan Yesus lebih keren dari senjata yang kamu tahu (dalam duniamu itu)
Dia punya senjata, yaitu kasih, pengampunan, harapan dan syukur
senjata itu, kalo ditembakkan bukan membuat orang nanti bisa 'mati'
tapi orang yang telah 'mati' bisa 'hidup kembali'.
hidupnya menjadi baru.
kamu mau gak punya senjata itu?
senjata itu ada di bapak sekarang.
kamu boleh pinjem sekarang buat menembak orang yang jahat dan tidak peduli sama kamu
mau pinjem gak?
jawabnya, "Haaah?, Mau"
"Oke, tapi ada syaratnya
kamu bisa pakai senjata itu
kamu harus rajin berdoa, dan ikutin pelajaran agama dengan baik.
karena peluru-pelurunya ada di situ"
jawabnya,"hooo" :)
Tuhan, moga-moga dia ngerti apa yang gue maksud.
Seorang manusia memang mencerminkan diriMu,
tapi seorang anak mencerminkan orang tuanya.
lah kalo anaknya begitu orang tua kayak apa yah?
wajahMu yang kutangkap adalah wajahMu yang ditinggalkan
tidak dipedulikan oleh manusia yang seakan autis dengan gemerlapnya dunia,
dan memabukkannya uang.
Sekolah kok jadi tempat titipan anak? Plis deh tolong yah!
kalo gak mau dibilang sampah masyarakat..
blams! bloooms! hahahaha
dedh..dedh..dedh.dedh...!
quaaaaarrrssshhhh!
hyaaaaaa! hyoooo!
apaan sih tuh?
jangankan elu,
gue juga bingung.
itu terjadi saat gue sedang cerita di depan kelas.
Pas cerita tentang Yesus di depan kelas 3 sekolah dasar
tiba- tiba dua orang anak berdiri, berkhayal, dan
berjalan-jalan sendiri di dalam kelas...
Sepertinya hidup dalam dunia khayal mereka sendiri.
Penuh nuansa action, dan pertempuran hebat.
tanpa ada suatu kebaikan di dalamnya
kemudian gue tangkaplah mereka
Gue buat dia duduk di tempatnya
gue sapa, "hey, "terang terus" hey "pembawa hujan"..."
tatapannya kosong, kayak orang melamun
gak nengok
gue teriak deh...
"awas ada RUDAL BAZOOKA!"
dia mulai merespon
"Aaaaaah!" seketika tiarap
alamak nih anak. alamat bakal gila dah gue nih.
kata teman-teman di kelasnya,
"Sudah pak, biarin aja, mereka emang gitu, ada tiga orang pak sebenernya...!"
"alamak tiga??"
"satu aja kepalang repot"
God, bantu gue buat selesaikan hari ini dengan baik...
berikan kesan terbaik untuk mereka bukan tentang ku tapi tentang kebaikanMu
hasilnya gue mulai 'ngemeng' deh
hey "terang terus", hey "pembawa hujan" tau gak...
Tuhan Yesus juga punya senjata
senjata Tuhan Yesus lebih keren dari senjata yang kamu tahu (dalam duniamu itu)
Dia punya senjata, yaitu kasih, pengampunan, harapan dan syukur
senjata itu, kalo ditembakkan bukan membuat orang nanti bisa 'mati'
tapi orang yang telah 'mati' bisa 'hidup kembali'.
hidupnya menjadi baru.
kamu mau gak punya senjata itu?
senjata itu ada di bapak sekarang.
kamu boleh pinjem sekarang buat menembak orang yang jahat dan tidak peduli sama kamu
mau pinjem gak?
jawabnya, "Haaah?, Mau"
"Oke, tapi ada syaratnya
kamu bisa pakai senjata itu
kamu harus rajin berdoa, dan ikutin pelajaran agama dengan baik.
karena peluru-pelurunya ada di situ"
jawabnya,"hooo" :)
Tuhan, moga-moga dia ngerti apa yang gue maksud.
Seorang manusia memang mencerminkan diriMu,
tapi seorang anak mencerminkan orang tuanya.
lah kalo anaknya begitu orang tua kayak apa yah?
wajahMu yang kutangkap adalah wajahMu yang ditinggalkan
tidak dipedulikan oleh manusia yang seakan autis dengan gemerlapnya dunia,
dan memabukkannya uang.
Sekolah kok jadi tempat titipan anak? Plis deh tolong yah!
kalo gak mau dibilang sampah masyarakat..
Selasa, 08 Februari 2011
"Hari ini...OaaawaAAArgh....#labil, yah begitulah"
Di sisi lain mereka terlihat lucu, di sisi lain mereka sangat mengganggu
Di sisi lain mereka menampakkan gambarMu, di sisi lain mereka menampakkan citra orang tua mereka di rumah
Kalo ada anak yang sedikit beda, berisik minta ampun ada aja yang dikerjain,
dalam batin kita pasti pernah tuh ngomong kayak begini, "duh anak siapa sih ini!"
Di sisi lain hati gue bicara, yah itulah anak-anak. Perlu skill dan kesabaran ekstra tinggi
untuk menguasai mereka yang masih doyan bermain
Terus gue muter otak, harus dibawa kemana mereka yah??
apa gue hipnotis semua biar mereka nurutin gue, hahaha...
#cuma bercanda
yang ada nanti wali murid nanti datang ke gue semua.
"loh anak gue kok jadi begini?"
"loh memang begitu kok bu, pak?"
"kok jadi bandel?"
"wah ya, gak tau, di rumah gimana?"
"di rumah fine-fine aja?"
"prett..."
"loh kok prett..waktu buatnya dulu mikirin apa??"
"apa yawh???" # sok-sok mikir gitu
"kok beda sama saya pak?", cetus pak wali murid
"loh kok bisa? waktu buat bareng bapak gak? kemaren-kemaren?"
"Ma, gimana?"
"Ha? Apanya Pa?"
"waktu itu sama papa bukan?"
terdiam cukup lama.....
"Maaf pak,bu, bukan saya memotong, bukan saya ikut campur,
alangkah lebih baik diselesaikan dulu deh di rumah, masalah ini...
nanti kalo dah ketemu jawabanya balik sini lagi..."
yup, satu masalah selesai. Gaya ngeles kayak bajaj paling oke!.
muncul lagi masalah yang baru
"Pak!"
"apa? apa anakku yang unyu :)?" # penuh senyum kasih sayang
#anaknya sambil nangis cerita,
"Anu!, Anu...saya di gituin sama dia!"
# sambil menujuk
#yang ditunjuk,
"Ha????, bukan saya pak! Sumpah! habisan dia juga..."
"Tapi kan sakit tau!"
"habis loe juga sih! kan gue jadi gitu deh..."
#dalam hati
"sik...sik...sik iki ki masalahe opo tho????", "kok eneng anu, digituin, sakit"
"wah bahaya iki...repot mengko!"
oke, langsung deh action sebagai guru
"Maksudnya anu apa dik?"
"kaki pak!"
"o kaki, kakinya diapain?"
"dijegal! sampe saya jatuh...kan sakit pak!"
#memanggil si tersangka, "sini kamu...sini, coba jelaskan kejadiannya menurut versimu!"
"begini pak, waktu dia lewat kaki saya mungkin kesangkut di kakinya, jadi dia jatuh deh"
"ah boong!"
"beneran tau"
"eh kamu jangan nuduh dulu yah, mau gak jadi wanita yang baik kayak bunda maria, yang mau mendengarkan dan menerima sesuatu dan tidak menuduh?"
"mau pak..."
"baik, sekarang saya tanya kamu, kamu liat gak ada kaki di situ?"
"nggak.."
"nah itu, artinya kamu gak hati-hati menggunakan kakimu dan matamu, pas jalan gak melihat di situ ada kakinya yang melintang, jadi kamu jatuh deh"
"ummmh, iya"
"tuh kan salah lo sendiri!"
"eits, kamu juga jangan pongah gitu, kamu kan juga salah walaupun gak sengaja"
"sebagai anak cowok, mau gak jadi cowok yang jantan, seperti ayahmu, yang berani mengakui kesalahan?"
"kan saya gak sengaja pak?"
"ya termasuk kesalahan yang gak disengaja selain yang disengaja"
"kita kan gak tau kita melakukan sesuatu ternyata ada dampaknya secara gak langsung ke orang lain, sehingga orang lain menderita"
"jadi mau gak minta maaf? kalo gak masalah gak selesai"
"Mau pak"
"ya udah sekarang minta maaf dengan jantan"
"dan kamu juga, mau gak kamu memaafkan dia? memaafkan seperti mamamu yang baik selalu memaafkan kesalahanmu?"
"Mau"
salaman deh mereka...masalah selesai. Nangisnya berhenti, dan mereka ketawa lagi.
dalam hati
gue harap
mereka bisa mengerti apa yang gue praktekin di depan mereka...
Untung yang gue hadapin anak kecil
kalo anak gede mah, gengsi kadang membuat semuanya menjadi lebih kompleks
Tuhan Yesus...bimbinglah mereka, bimbinglah aku.
Di sisi lain mereka menampakkan gambarMu, di sisi lain mereka menampakkan citra orang tua mereka di rumah
Kalo ada anak yang sedikit beda, berisik minta ampun ada aja yang dikerjain,
dalam batin kita pasti pernah tuh ngomong kayak begini, "duh anak siapa sih ini!"
Di sisi lain hati gue bicara, yah itulah anak-anak. Perlu skill dan kesabaran ekstra tinggi
untuk menguasai mereka yang masih doyan bermain
Terus gue muter otak, harus dibawa kemana mereka yah??
apa gue hipnotis semua biar mereka nurutin gue, hahaha...
#cuma bercanda
yang ada nanti wali murid nanti datang ke gue semua.
"loh anak gue kok jadi begini?"
"loh memang begitu kok bu, pak?"
"kok jadi bandel?"
"wah ya, gak tau, di rumah gimana?"
"di rumah fine-fine aja?"
"prett..."
"loh kok prett..waktu buatnya dulu mikirin apa??"
"apa yawh???" # sok-sok mikir gitu
"kok beda sama saya pak?", cetus pak wali murid
"loh kok bisa? waktu buat bareng bapak gak? kemaren-kemaren?"
"Ma, gimana?"
"Ha? Apanya Pa?"
"waktu itu sama papa bukan?"
terdiam cukup lama.....
"Maaf pak,bu, bukan saya memotong, bukan saya ikut campur,
alangkah lebih baik diselesaikan dulu deh di rumah, masalah ini...
nanti kalo dah ketemu jawabanya balik sini lagi..."
yup, satu masalah selesai. Gaya ngeles kayak bajaj paling oke!.
muncul lagi masalah yang baru
"Pak!"
"apa? apa anakku yang unyu :)?" # penuh senyum kasih sayang
#anaknya sambil nangis cerita,
"Anu!, Anu...saya di gituin sama dia!"
# sambil menujuk
#yang ditunjuk,
"Ha????, bukan saya pak! Sumpah! habisan dia juga..."
"Tapi kan sakit tau!"
"habis loe juga sih! kan gue jadi gitu deh..."
#dalam hati
"sik...sik...sik iki ki masalahe opo tho????", "kok eneng anu, digituin, sakit"
"wah bahaya iki...repot mengko!"
oke, langsung deh action sebagai guru
"Maksudnya anu apa dik?"
"kaki pak!"
"o kaki, kakinya diapain?"
"dijegal! sampe saya jatuh...kan sakit pak!"
#memanggil si tersangka, "sini kamu...sini, coba jelaskan kejadiannya menurut versimu!"
"begini pak, waktu dia lewat kaki saya mungkin kesangkut di kakinya, jadi dia jatuh deh"
"ah boong!"
"beneran tau"
"eh kamu jangan nuduh dulu yah, mau gak jadi wanita yang baik kayak bunda maria, yang mau mendengarkan dan menerima sesuatu dan tidak menuduh?"
"mau pak..."
"baik, sekarang saya tanya kamu, kamu liat gak ada kaki di situ?"
"nggak.."
"nah itu, artinya kamu gak hati-hati menggunakan kakimu dan matamu, pas jalan gak melihat di situ ada kakinya yang melintang, jadi kamu jatuh deh"
"ummmh, iya"
"tuh kan salah lo sendiri!"
"eits, kamu juga jangan pongah gitu, kamu kan juga salah walaupun gak sengaja"
"sebagai anak cowok, mau gak jadi cowok yang jantan, seperti ayahmu, yang berani mengakui kesalahan?"
"kan saya gak sengaja pak?"
"ya termasuk kesalahan yang gak disengaja selain yang disengaja"
"kita kan gak tau kita melakukan sesuatu ternyata ada dampaknya secara gak langsung ke orang lain, sehingga orang lain menderita"
"jadi mau gak minta maaf? kalo gak masalah gak selesai"
"Mau pak"
"ya udah sekarang minta maaf dengan jantan"
"dan kamu juga, mau gak kamu memaafkan dia? memaafkan seperti mamamu yang baik selalu memaafkan kesalahanmu?"
"Mau"
salaman deh mereka...masalah selesai. Nangisnya berhenti, dan mereka ketawa lagi.
dalam hati
gue harap
mereka bisa mengerti apa yang gue praktekin di depan mereka...
Untung yang gue hadapin anak kecil
kalo anak gede mah, gengsi kadang membuat semuanya menjadi lebih kompleks
Tuhan Yesus...bimbinglah mereka, bimbinglah aku.
Senin, 07 Februari 2011
Yang tersesat harus dikembalikan
Tersesat itu bukan pilihanmu,
tersesat itu dibutakan oleh keadaan.
Sakit bukanlah dosa
sakit itu tertular,
dan kamu masih dapat sembuh.
Sepertinya kamu memandang
bahwa kamu memang telah memilih jalanmu,
sebenarnya tidak.
Sepertinya itu sesuatu yang 'freak',
sebenarnya tidak juga.
hanya kamu memang telah berbeda.
Kamu hanya tersesat anakku,
dan harus kembali
Kamu hanya tertular penyakit,
dan harus disembuhkan, jika kamu ingin disembuhkan.
Prosesnya memang akan menyakitkan,
prosesnya memang akan menguras seluruh jiwamu,
perlu perjuangan,
namun kamu tetap harus kembali.
Dia akan menolongmu
Dia tak akan meninggalkanmu
Dia akan menyatukanmu dengan yang ke-99 lainnya.
kamu adalah yang dikasihi, dengarkanlah Dia
"kembalilah anakku" itu bukanlah dirimu yang sehat walafiat.
"maka sembuhlah, berdirilah dan angkatlah tilammu dan pulanglah"
karena imanmu telah menyelamatkan engkau.
tersesat itu dibutakan oleh keadaan.
Sakit bukanlah dosa
sakit itu tertular,
dan kamu masih dapat sembuh.
Sepertinya kamu memandang
bahwa kamu memang telah memilih jalanmu,
sebenarnya tidak.
Sepertinya itu sesuatu yang 'freak',
sebenarnya tidak juga.
hanya kamu memang telah berbeda.
Kamu hanya tersesat anakku,
dan harus kembali
Kamu hanya tertular penyakit,
dan harus disembuhkan, jika kamu ingin disembuhkan.
Prosesnya memang akan menyakitkan,
prosesnya memang akan menguras seluruh jiwamu,
perlu perjuangan,
namun kamu tetap harus kembali.
Dia akan menolongmu
Dia tak akan meninggalkanmu
Dia akan menyatukanmu dengan yang ke-99 lainnya.
kamu adalah yang dikasihi, dengarkanlah Dia
"kembalilah anakku" itu bukanlah dirimu yang sehat walafiat.
"maka sembuhlah, berdirilah dan angkatlah tilammu dan pulanglah"
karena imanmu telah menyelamatkan engkau.
Mengajar Pertama: "Pak Eron!" atau "Mister"
gue lihat murid gue yang lucu-lucu
memiliki mata ingin tahu tentang suatu hal
ada pengharapan besar di dalam mata mereka kepada gue
senyum yang bisa menyejukkan gue di ruangan kantor yang panas
dengan kipas angin yang sepertinya lelah
Gue melihat langkah kecil mereka
tak pernah ada dosa, hanya kebohongan karena rasa takut dibenci
tapi sesungguhnya mereka tak pernah rela untuk berbohong
"kalian murid-muridku seperti benih-benih"
yang ditebarkan tanpa dirawat
membiarkan kalian belajar dari alam dan kerasnya hidup di kota
saat Gue ceritakan tentang indahnya alam
rasa ikan atau udang goreng bakar tangkapan sendiri yang dimasak bersama teman,
atau berlarian di padang rumput bertemu banyak hewan kecil
mereka tampak terbelalak seakan hal itu tak ada dalam riwayat hidupnya
"pak, yang aku tahu hanya facebook, pointblank, D.O.T.A, apartemen, sepak bola ruangan, mall"
"aku tak pernah pak, rasakan tertidur di hamparan rumput hijau, atau bermain sepak bola di atasnya"
ketika gue melihat kalian, gue melihat Dia
dan juga melihat kamu
gue juga melihat diri gue sendiri, mungkin dengan baju yang lusuh, dan kotor
bekas bermain bola tanah di sawah
ketika gue melihat kalian, gue tak bisa meninggalkan kalian tanpa ilmu yang pernah gue dapat
atau tanpa pesan yang Dia titipkan kepada gue, bahwa Dia sangat mencintai kalian
sekalipun papa dan mama sering berantem di rumah, sekalipun mereka telah berpisah
Ayah, tetaplah jadi panutan kalian, karena kalian miliki harapan seperti Ayahnya, sang Idola
Ibu, tetaplah jadi rumah kalian, tempat kaliah menimba kasih sayang dan perhatian seperti Bunda pengasih yang setia
takut ketika ada suara keras, dan takut karena ada yang marah
gue harap mereka tetap menjadi seorang yang tau tentang kodratnya sebagaimana mereka tercipta karena mereka dicintai, dan memandangnya sebagai sebuah anugerah
Takut, kepolosan, daya imajinasi, dan ketidakberdayaan...
menyadarkan gue
kalianlah yang memiliki Surga
biarkanlah mereka dekat ke gue, tersenyum menyebut nama gue dengan semangat dan pengharapan itu
Yesus gue tau rasanya bahagia ketika mereka berteriak memanggil...
"Pak Eron!" atau "Mister!"
Sabtu, 05 Februari 2011
LELIKRON Adventure: Pandangan Pertama...
NAIF, grup band asli ibukota ini telah berhasil mendapat tempat di hati kita bertiga sejak kemunculannya di televisi berwarna. Pada saat itu, kita hanya bisa menonton NAIF dari televisi berwarna.
Kita bertiga juga belum saling mengenal. Mungkin saat itu kita masih duduk di bangku SMP.
Kita biasa nonton NAIF di rumah kami masing-masing, di rumah tetangga, pokoknya di tempat dimana ada televisi. Kita bertiga juga akan selalu ingat pada lagu berjudul Posesif, yang sejak kemunculannya langsung menjadi hits. Pasalnya dimana-mana langsung dinyanyikan oleh banyak orang terutama hanya bagian reffrennya aja.
"Ku ingin tahu, kau harus mau.
Kuingin kau begitu agar kau tahu.
Jadilah engkau miliku s'lalu utuh.
Tanpa tersentuh, cuma aku...
Bila ku mati, kau juga mati.
Walau tak ada cinta sehidup-semati.
Jadilah engkau miliku s'lalu utuh.
Tanpa tersentuh, cuma aku...
Mengapa aku begini, jangan kau mempertanyakan..."
Walaupun begitu, gak serta-merta setiap orang menyukai NAIF dan hasil karyanya. Banyak yang mengejek dan menghina. Kita bertiga memang gak peduli dengan semua itu. Karena kita ngefans karena band ini punya karya yang bagus, fenomenal, unik, dan punya kualitas musik yang bagus.
Dan Le, banyak kejadian yang gak enak yang dia alami karena ngefans sama NAIF. Le percaya, bahwa gak sendiri ngrasain pengalaman gak enak. Banyak teman-teman lain yang merasakan apa yang Le rasakan. Banyak juga yang pura-pura benci, cuma karena malu diejek. Padahal banyak dari mereka juga sebenarnya menyukai lagu-lagu NAIF.
Contohnya aja teman Le, si Barry. Dia selalu aja menghina Le kampungan dan jadul.
Dia pernah berkata,
"Dasar lo, orang aneh...band begituan aja disukain, apaan tuh!?, 'Mengapa....aku begini?', sambil ngikutin pose banci yang ada di video klip. Banci...jangan-jangan lu juga ikutan banci yah? hahaha".
"Woy! coy...lu sadar dong ini grup band unik, warna musiknya punya cirikhas yang gak dimiliki band lain. Lu sadar sob! NAIF memberi warna sama dunia musik Indonesia!."
"Sotoy, banci ya tetep banci!"
"Sob, satu hal kenapa banci yang dipake?"
"kenapa??" dengan gaya sok ngetes.
"karena dia pengen liatin, bahwa sikap lo yang posesif ke Riana (pacarnya Barry) tuh gak ada bedanya sama banci."."Berani cuma sama cewek, maen kekerasan lagi".
"Dan satu hal lagi, gue lebih jantan dari lo! karena gue gak akan menyakiti seorang wanita!, itu sama aja nyakitin ibu gue sendiri."
"Maksud lo apa??!, nantangin gue??". si Barry terpancing amarahnya.
"Gue gak nantangin lu sob, kalo berantem juga gak ada gunanya, lu gak akan menang lawan gue, lu tahu itu.". "Gue cuma kasih penjelasan tentang kenyataan yang ada, Riana gak kuat lagi pacaran sama lo, karena sikap loe itu."
"Sok tahu lu!, lama-lama ngeselin lu yah!" dengan gaya sedikit mau nonjok.
Tapi keberanian agak sedikit urung karena dia mungkin juga merasa gak mungkin menang lawan Le. Saat itu memang Le terkenal jago silat satu sekolah.
"Gue emang dari dulu begini, lu juga dah tau kan?. Lagian dia mau pacaran sama lu tuh cuma karena kasian sama lu!, jujur yeh sebenernya gue yang dia suka."." Lu juga tau kan surat yang pernah lu baca, dan sembunyiin dari gue itu sebenernya buat sapa?"
"Wah! anjrit!!"
Ya, konflik itu berujung pada apa, lu dah pada tau semua.
Le kehilangan satu temannya. Barry pergi pulang dengan membawa luka memar dimukanya. Le tetap gak keluar keringat sama sekali.
Dan Barry gak pernah berani lagi ketemu Le atau bicara langsung selama beberapa bulan.
Tapi Le dengar kabar dari Barry, bahwa Barry berubah menjadi orang yang sangat menghargai wanita, khususnya Riana pacaranya itu.
Beberapa bulan setelah kejadian itu Le harus balikin buku tulis dia yang ketinggalan di rumahnya. Saat Le masuk kamar, si Barry ternyata lagi mandi.
Kamar Barry telah berubah. Gambar poster NAIF dan foto-foto konser sudah bertempelan di dinding kamar Barry.
Setau Le, kamar Barry dulu lebih banyak diisi gambar tengkorak, pistol dan mawar, pistol sex, wanita sexy dan segala macam pernak-pernik itu.
Dan satu hal lagi dari dalam kamar mandi Le mendengar dengan jelas, si Barry menyanyikan lagu posesif dan suara tape dari lagu yang sama.
Le dah tahu itu artinya apa. Itu sih sejarah yang masih Le inget selama menyukai band NAIF ini.
Kalo dari si Lik, cerita yang pengalamannya ada hubungannya dengan visi dan misinya untuk mencari seorang pujaan hati.
Lik itu orang yang menyukai lagu-lagu jadul, macam The Hentakan, Koes Tambah, dan kawan-kawan.
Terutama lagu-lagu yang bernuansa cinta.
Dari dulu memang sudah jadul gayanya, dan sampai sekarang tetap jadul.
Ciri khasnya yang climis dan berkumis itu tetap dipertahankan di era milenium dan komputerisasi ini.
Suatu kali saat dia sedang mendengarkan sebuah radio. Dia mendengar grup band baru tetapi dengan gaya musiknya jadul. Ya, serta merta deh dia menjadi suka deh.
Dengan sigap langsung bisa hapal itu lagu. Ya, dia memiliki kelebihan dalam kecepatan menghapal lagu.
Semua lagu Indonesia, dari dulu sampai sekarang tidak ada yang dia tidak tahu,
dan tidak ada yang tidak bisa dia nyanyikan.
Sebab mengapa dia punya keahlian bisa menyanyikan setiap lagu cinta adalah dia percaya kalo menaklukan hati seorang wanita adalah dengan sebuah lagu-lagu cinta.
Sejarahnya gini.
Dulu ada seorang wanita berwajah oriental yang membuatnya jatuh cinta. Wanita itu bernama Mei Hua. Masih tinggal satu kampung dengan dia. So, pasti Lik berusaha untuk mendapatkan wanita itu.
Tapi karena Lik pemalu, Lik hanya sering mengungkapkannya melalui radio dengan me-request lagu-lagu cinta.
Mulai dari lagu bernuansa oriental berjudul Tian Mi mi-Teresa Teng, sampai lagu Koes Plus.
Tapi semua usaha itu baru membuahkan hasil ketika dia me-request lagu Posesif dari NAIF.
request dan pesannya itu berhasil di dengar oleh Mei Hua.
Akhirnya, bertemulah dua sejoli itu di dekat sebuah monumen nasional.
Mereka berdua memang terlihat malu-malu tapi perasaan yang sama telah hadir di antara mereka.
Ya, itu perasaan saling suka.
Waktu pertemuan awal mereka memang cukup singkat dan terkesan buru-buru. Tapi, janji setia dibuat dan mereka berencana untuk berpiknik bersama ke Binaria alias Ancol, minggu depan.
"Oh kasihku nan rupawan pujaan hatiku,
hanya engkau yang kutawan dambaan selalu.
Sumpah mati,
aku kasih padamu, sungguh sayangku sekali...
betapa rindu hatiku ingin jumpa selalu.
Setiap pagi ku bernyanyi, dendangkan senyummu
Sumpah mati,
aku kasih padamu, sungguh sayangku sekali...
setiap malam ku bersyukur berdoa pada Tuhan s'moga direstui...
Seminggu kemudian, Lik dengan jalan kaki menjemput sang pujaan hati.
Di depan rumah Mei Hua. Mei Hua juga sudah menunggunya di depan pintu rumah. Mereka kemudian pergi naik angkutan kota ke ancol.
Berpacaranlah mereka di sana. Senyum bahagia merekah dalam bibir kedua remaja ini.
Sampai akhirnya sorepun tiba, dan mereka kemudian pulang.
Namun sampai di rumah, ternyata papa Mei Hua telah menghadang mereka. Dengan wajah tidak suka dan meremehkan membentak Mei Hua, dan segera memarahi Lik.
"Lu olang siapa! Owe kagak kenal! Mei Hua! Masuk cepat! dan Lu olang cepet pelgi dali sini!"
"Jangan Pa, ini Lik pacal Mei...Mei sayang ma Lik"
"Pacal???!!! Sejak kapan papa bolehin Mei pacalan?! apalagi ma olang kayak dia ini! Kuno, Jelek lagi!"
"Bialin Pa, Mei sayang, Mei gak pelnah liat dia sapa, atau dia gimana, tapi Mei tau, dan yakin dia tulus sayang ma Mei! itu yang Mei butuhin"
"Masuk!!! Papa bilang masuk!", "Eh, pemuda! Dasal lu begajulan!, asal lu tau, Owe kagak suka lu deket-deket lagi sama anak Owe!, pelgi lu sana! pelgi!"
"kenapa om?!, kenapa saya ndak boleh pacaran sama Mei, Saya cinta om sama Mei, wis kadung tresno om!, om kasih kesempatan dong!"
"Apaan kesempatan-kesempatan! emang main monopoli!, kagak dapat untung apa-apa Owe bolehin Mei pacalan ama lu olang! dah begajulan kagak punya apa-apa!"
Hancurlah saat itu hati Lik. Perkataan itu serasa meruntuhkan semua kenangan indah yang baru saja dialami Lik dan Mei. Tapi Lik gak pernah putus asa.
Dia selalu pergi setiap sore ke depan rumah Mei, sambil mengharapkan bisa mendapatkan kesempatan dari keluarga Mei.
"Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tahu.
bila dikau menutup pintu ku kan tetap menunggu.
Usah kau resah s'lalu, yang lalu biar berlalu...
Selama mentari menyinari,dunia fana ini.
Kuharap engkau tutup pintu, biarkan ku termangu...
yang lalu biar berlau, usahkah kau ragukan ku...
Jalan kita masih panjang, dia terus berjalan
tolong Tuhan bantu Hamba, jangan Kau buat sirna...sirna...
Hei kamu yang di belakang situ, ku ingin engkau tahu
bila saat pintu kau buka, ku akan tetap ada...
usah kau resah s'lalu, yang lalu biar berlalu
jangan kau ragu kan ku..."
Tapi penantian Lik tidak sia-sia. Mei keluar dan menemui Lik.
dan mereka kemudia berbicara satu sama lain.
Mei bilang,
"Lik, jangan menunggu Mei lagi, Mei udah dijodohin sama cowok lain pilihan papa. Mei besok akan dibawa ke kampung Mei, di Sin Jian."
"Sin Jian di mana Mei?"
"Di Cina sana, lual negli, jauh"
Tidak ada pembicaraan di situ selama beberapa lama di tempat itu. Yang ada hanya suara anak-anak kecil yang bermain di luar tapi terasa sangat jauh.
"Maaf yah Lik, Mei gak bisa bantah papa Mei. Mei tau Lik sayang sama Mei. Cinta Lik utuh dan tulus ke Mei."
"Kalo tresno kenapa harus pergi Mei?!"
"Lik, hidup kita masih panjang. Mei pelcaya masih banyak wanita lain yang lebih baik dibanding Mei di lual sana. Yang nanti akan belsedia hidup belsama Lik sampai sehidup-semati"
"Mei.."
"Lik, udah jangan banyak banyak bertanya lagi. Mei juga sayang kok sama Lik, Mei juga sedih banget. Tapi kisah ini harus belakhil sampai sini saja. Mulai sekalang kita hidup masing-masing."
Yup itulah kisah Lik, mengapa dia sampai sekarang selalu mencari seorang pujaan hati, dan tetap eksis bersama kita bertiga ikutan jadi fansnya NAIF.
Sekarang kisah gue,
kisah gue gak terlalu spesial dibandingkan dengan kisah sabahat-sahabat gue itu. Gue orang yang demen dengan karya seni. Dan gue sangat menghormati sebuah karya seni.
Karya seni itu seperti sebuah keindahan tanpa batas. Maksudnya karya seni itu bisa dinikmati oleh kalangan apapun, dan persepsi juga gak pernah dibatasi orang bisa mengartikannya gimana.
Gue merasa lagunya NAIF itu merupakan karya seni yang bagus. Bener-bener bisa mewakili perasaan setiap orang. Sehingga setiap orang bisa merasakan irama jiwa yang sama.
Tapi yang bikin tambah gue suka dari band ini, salah satu personelnya bisa gambar. Yup, dia adalah Pepeng.
Yup lagi, gue juga suka gambar.
Menggambar itu mengimajinasikan sesuatu dalam suatu media.
Nah, kesukaan gue sejak SMP, sejak gue mengenal jatuh cinta gue memiliki 'gadis imajiner' gue sendiri, yang selalu gue gambar.
'Gadis imajiner' itu selalu nampak menjadi nyata dalam pikiran gue,
kalo gue mendengarkan lagu-lagu dari NAIF.
gue percaya suatu saat gue akan bertemu dengan 'gadis imajiner; gue itu dalam hidup nyata...
"Jikalau telah datang, waktu yang dinanti
kupasti bahagiakan dirimu seorang
kuharap dikau sabar menunggu...
berilah daku waktu, tuk wujudkan semua
janji ini untukmu, ku tak akan lupa
kuharap dikau sabar, menunggu...
kupasti akan datang untukmu...
Untaikan kata-kata yang kuucapkan untukmu
tak seindah kata cinta yang dia berikan padamu
namun kau slalu ada di hatiku...
berilah daku waktu, tuk wujudkan semua
janji ini untukku ku tak akan lupa
kuharap dikau sabar menunggu
kupasti akan datang untukmu...
Jikalau telah datang, waktu yang dinanti
kupasti bahagiakan dirimu seorang
kuharap dikau sabar menunggu...
kupasti akan datang untukmu...
kuharap dikau sabar menunggu..."
Hobi gambar gue itu yang menurut beberapa teman gue, membuat para gadis menyukai gue.
Tetapi untuk sekarang,
gue gak banget buat sih Lik,
dia selalu merasa sial kalo ada gue ketika sedang menjalin sebuah asmara.
Gadis-gadis yang dia suka selalu beralih ke gue.
Sebenernya dari SMP bukannya gue gak mau pacaran, tetapi gadis yang nanti bakal jadi pacar gue itu harus seperti 'gadis imajiner' gue.
Kalo gak mirip secara fisik dan sikap seperti 'gadis imajiner', yah maaf aja, gue gak bakal terima cintanya.
Sikap gue itulah yang kadang menjadi penyebab gue jadi bahan fitnahan, dan yang sekarang membuat pusing kedua sahabat gue.
Terutama Lik yang terpaksa selalu ngebantu gue kalo gue difitnah.
Katanya, "gue ngebantu lo, karena ini juga merupakan salah satu misi gue mendapatkan pujaan hati gue!, hahaha". Contohnya aja waktu jaman kuliah dulu dia ngebelain gue dari fitnahan seorang gadis yang sakit hati sama gue.
Gadis itu cantik sih.
Tapi karena memang bukan seperti 'gadis imajiner' gue. Ya akhirnya tetap sama nasibnya tertolak dengan halus. Tapi dia gak terima. Gadis itu memfitnah gue dengan sangat mengada-ada.
Gadis itu bilang ke gue, jika gue gak mau terima dia jadi pacaranya, dia mengancam akan bilang ke semua orang bahwa gue telah menghamilinya.
Dalam hati gue cuma ketawa aja ngakak.
Si Le malah udah kepancing amarahnya,
tapi si Lik dengan sigap bicara ke gadis itu,
"Silahkan saja kamu bilang apapun yang kamu mau bilang tentang temen saya!"
"Maksudnya ??", gadis itu bingung.
"Nanti setelah kamu bilang ke semua orang, aku juga akan bilang sesuatu ke mereka.", kata Lik.
"Bilang apa???!", gadis itu semakin bingung
"Aku akan berkata jujur, dengan mengakui segala kesalahanku, bahwa aku adalah orang yang menghamili kamu, bukan Ron. Saat itu, adalah saat yang paling menakjubkan".
"Apa??!!!"
"Ya, itu aku lakukan supaya kamu jadi milikku selamanya! haha...Mau???","I luph you darling! muach, muach, muach"
"Omaigat!, gak jadi deh kalo gitu! hiiiiiii......najis gila!"
Serta merta, gadis itu mengurungkan niatnya.
Dan gue bebas dari tuduhan,tapi Lik kembali sedih.
Mungkin karena kesempatan dia untuk memiliki seorang pujaan hati kembali gagal saat itu.
Selain hobi gambar gue juga hobi menulis.
Saat ini gue membantu Thukulanda menulis laporan setiap konser musik yang dilakukan oleh NAIF.
Haaah...itulah sekilas sejarah, riwayat hidup kami, tentang pandangan pertama kami mengenal band kami tercinta NAIF. Semua membutuhkan sebuah pengorbanan (",)
masih banyak kejadian-kejadian lain yang menggelitik dan memiliki banyak nilai yang telah kita alami bersama. Dan itu semua akan hadir dalam cerita petualangan kami selanjutnya...
Langganan:
Postingan (Atom)