Urip kuwi...

Minggu, 27 Maret 2011

Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 2

"deg-deg-deg"
di malam menjelang hari wawancara besok
tidur gue gak tenang.
Bakal diterima gak yah? (bilang aja belum) 
bakal diomelin gak yah? (salah aja kagak)
bisa gak yah? (dicoba aja belum)
tidur gak yah? (merem aja belum)

dualisme pikiran yang menghantui malam.
Kayaknya kalo ada hantu malah hantu rasanya dicuekin.
Mungkin hantu yang tak hadir, tapi setan yang menghantui pikiran.

Kalo gak cepet tidur, besok bakal telat.
wawancara gak maksimal deh. Tidur ah.

besok paginya....
langsung saja yah setelah semua siap, gue berangkat ke ibukota
naik 'si hitam'
'si hitam' adalah motor bebek supra hitam, tahun 90,
motor kesayangan yang di beli saat malam natal.
si hitam telah mengantarkanku sampai mana-mana. 
Titik terjauhnya adalah baru-baru tahun lalu, dia berhasil mengantarkan gue sampai Lampung! hahaha.
gak mengira 'si hitam' bisa kuat menerjang lubang-lubang di jalan raya Jakarta-Lampung.
mungkin ia sedikit terengah jika gue gas terlalu memaksa, sekarang dia berkarya di warung Sari Djoyo, di warung keluarga gue.

kok jadi ngomongin 'si hitam'?
ya karena secara gak langsung 'si hitam' selalu ada dalam setiap moment penting hidup gue.
motor yang gak pernah dilirik maling untuk dicuri
motor yang setia menghantarkan gue sampai kemanapun
meski suka mogok kalo kena banjir, tapi cepet sembuhnya. 
Jadi gak terlalu banyak merepotkan si pemilik.

ya, di pagi itu, gue dan si hitam dengan PD nya melintas di lapangan parkir santa SMA Santa Ursula, yang di dalamnya berjejalan mobil-mobil mewah. 
Kok bisa PD? 
karena dibeli tidak dengan kredit (ngutang). 
Gak peduli seberapa bagus saingan 'si hitam' ia tetap setia mengantarkan gue, dan menunggu di parkiran.

Yup, gue sampailah depan pintu gerbang yang tidak sembarang orang bisa masuk, bahkan itu wali murid.
 Satpam bertanya, 
"permisi pak!"

gue jawab "silahkan" (gue pikir mau lewat)
ternyata dia bertanya apa kepentingan gue di sekloah ini. Gue jawablah "Gue Guru baru!" harus PD dan berwibawa (sotoy padahal belum diterima udah PD)
"oh, maaf pak, silahkan masuk!"
tuh kan bener pak kata gue nyablak dulu deh dengan yakin pasti dibolehin.
langkah kaki gue masuk kawasan "padat penduduk perempuan"...
melangkahkan pada ubin yang pertama, ternyata gak ada kesan yang berbeda.

yah, masuk aja lah, selow, selon, masuk PD, tegap, senyum, salam, sapa.
sok kenal. sok deket. yeah! cool calm confident.
sambil nyanyi lagu "MAJU TAK GENTAR"

"wow, keyenz!
perpustakannya okay!"
jalan lagi...mengikuti arus para siswi berjalan. wow, keyenz, ada suatu hall yang penuh dengan piala. "wow! buanyak banget, bisa gak yah gue hasilkan 1 piala?"
(lomba apa ron? kitab suci?)
jarang banget tuh lomba begituan yang bawa nama sekolah.

hmm, lorongnya panjang amat! wuihh hal yang buat takjum adalah arsitektur sekolahnya...sangat jadul.
keren. unik. makin semangat. naik ketangga, ketemu bapak keci, berkumis, rambut klimis. "Yang menyapa. selamat pagi pak!", terdengar suara dari anak sanur "Pagi, pak suryo!", "Pagi!" balas ditambanhkan dengan sebuah senyuman. dengan PD, 

"Pak Suryo yah...Pakabar pak? dah lama tak jumpo kito? sekarang di sini ko!"

"siapa yah?! emang saya kenal sama situ ?!"

"enggak sih...hehehe! cuma biar ada kesan lebih akrab aja!"

"oh, hahaha, mau menghipnotis yah? kok tau situ nama saya?

"tau lah, bapak kan terkenal, bukitnya banyak murid yang manyapa bapak? bapak guru akuntansi yah??"

"ha? sok tau, saya bukan guru...saya pegawai disini bagian administrasi"

"yah, maksud saya itu, bapak pantas kalo jadi guru akuntasi!"

"hahaha, masak iya...btw, anyway, busway, situ mau ngapain dimari?"

"mo ketemu suster kepsek. mau nglamar jadi guru agama"

"situ guru agama nih sekarang?"

"yoi yoi, akan hehe"

"ya udah tunggu di sana, biar saya panggilin susternya! (eh beritahu...)"

"oke sip"

"yoi yoi.."

"loh $%@#$&*!"

detik ke detik, menit ke menit, dari hal menunggu wawancara dan hasil wawancara pun akhirnya diberitahukan.

D.I.T.E.R.I.M.A

(Lagunya sheila on 7 "MELOMPAT LEBIH TINGGI")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar