Urip kuwi...

Rabu, 30 Maret 2011

Apa Adanya

by: NAIF

kau inginkan cinta, ku berikan cinta
kau inginkan dunia, ku beri segalanya
tak cukupkah itu, tak cukupkah itu


kau ingin ku ada, ku selalu ada
kau inginkan hati, ku berikan jiwa
tak cukupkah itu, terimalah daku apa adanya

aku tak tahu apa-apa yang ingin kau minta
aku tak tahu lagi-lagi yang harus ku beri
hanya satu permintaanku
terimalah saja oh diriku apa adanya

kau ingin ku ada, ku selalu ada
kau inginkan hati, ku berikan jiwa
tak cukupkah itu, terimalah daku apa adanya

aku tak tahu apa-apa yang ingin kau minta
aku tak tahu lagi-lagi yang harus ku beri
aku tak tahu apa-apa yang ingin kau minta
aku tak tahu lagi-lagi yang harus ku beri
hanya satu permintaanku, hanya satu permohonanku
terimalah saja oh diriku apa adanya






Aku Pria

by: NAIF David. Pepeng. Jarwo

Aku bukan pria bermuka dua, 
yang terlihat manis di depan mata
aku bukan pria bersih dan mulia, 
yang terlihat suci di layar kaca

aku bukan pria pengumbar cinta, 
rayu sana-sini pada wanita
aku bukan pria pemuja harta, 
tahta kekayaan tiada artinya

aku bicara apa adanya
agar kau tau yang sebenarnya


Reff: 
aku pria biasa saja
ku punya cinta hanyalah untukmu
suka tak suka ya itulah aku
kalau tak suka pergilah dariku



Selasa, 29 Maret 2011

"tajamkan matamu, jangan pernah ragu untuk melangkah,
raihlah semua, angan dan mimpimu, inilah waktumu...
tenanglah-tenang, Aku di sampingmu slalu ada menjagamu...
tenanglah-tenang, Aku di sisimu slalu ada menuntunmu...
sandarkanlah kepalamu di bahu-Ku, menangislah..."

Minggu, 27 Maret 2011

Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 3

ini hal yang akan gue selalu inget tentang kalian
"adakah toilet laki-laki ada disekolah ini?"
ups bukan itu kok
tapi semangat kalian yang membuat gue bersemangat
bukan saja dari kalian teman-teman sepembelajaran di kelas, tetapi rekan dan kolega guru dan karyawannya.

1 tahun rasanya bagai mimpi 1 malam
gue terdaftar dalam sejarah kalian seperti sebuah mimpi dan ketika mimpi itu berakhir itu juga seperti sebuah mimpi.
Bukan mimpi buruk kawan, tetapi mimpi indah yang justru meyakinkan gue  karena kalianlah gue bisa mencintai dunia pendidikan.

banyak filsafat pendidikan, belajar hingga mati
manusia yang terus belajar dan mengerti,
manusia yang terus memahami,
manusia yang merendahkan diri,
manusia yang diingat sampai mati,
tapi gue belajar, bahwa manusia belajar untuk mengasihi.

1 tahun bagai mimpi 1 malam
detik-detik yang berjalan tak terasa ketika semua telah terlewati
susah tak pernah kurasa kenyamanan selalu kurasa
itu kondisi terbaik untuk mengajar dan belajar
sangat sulit menciptakan situasi itu di tempatku sekarang
sangat sulit mendapatkan semangat itu sekarang
tapi ku percaya aku bisa
saat ini berjalan
menuju pada harapan
bisa mengiringi kalian menjadi seorang yang hebat dan mampu mengubah dunia menjadi lebih baik
bukan tenggelam di tengah dunia

1 tahun bagai mimpi 1 malam, mimpi ini begitu terkenang
dikala gue sedang mengerang  karena ingin menyerah pada kenyataan
"banyak hal hanya nama dan title, bukan pada isi"
semua hanya mencari keuntungan tanpa keluar pengorbanan nyata
begitupun gue
kalo gue menyerah.

tapi ini sedikit sulit

Guru agama selalu berada pada hal dilematis,
mengembangkan yang salah
atau
pergi mencari ke tempat yang benar melepaskan semuanya??

yah impian bersama kalian, itu kira-kira 2 tahun yang lalu,
sekarang kalian murid gue yang dulu kelas 2 udah jadi kelas 3.
harum sekolah masih bisa kuingat,
Bunda yang terpajang di sudut lapang, tak ditengok orang
hanya pagi dan mau ujian saja ramai dikunjungi, tapi gue selalu berada
mengadu dan berdoa menguatkan diri,
jangan sampai salah ucap,
dan salah bertingkah
jagalah semua hal dalam diri gue ini
biar si jahat tidak dapat berkuasa.

Kira-kira 2 tahun yang lalu Aku bersama kalian
1 tahun rasanya bagai mimpi 1 malam
aku cinta kalian



Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 2

"deg-deg-deg"
di malam menjelang hari wawancara besok
tidur gue gak tenang.
Bakal diterima gak yah? (bilang aja belum) 
bakal diomelin gak yah? (salah aja kagak)
bisa gak yah? (dicoba aja belum)
tidur gak yah? (merem aja belum)

dualisme pikiran yang menghantui malam.
Kayaknya kalo ada hantu malah hantu rasanya dicuekin.
Mungkin hantu yang tak hadir, tapi setan yang menghantui pikiran.

Kalo gak cepet tidur, besok bakal telat.
wawancara gak maksimal deh. Tidur ah.

besok paginya....
langsung saja yah setelah semua siap, gue berangkat ke ibukota
naik 'si hitam'
'si hitam' adalah motor bebek supra hitam, tahun 90,
motor kesayangan yang di beli saat malam natal.
si hitam telah mengantarkanku sampai mana-mana. 
Titik terjauhnya adalah baru-baru tahun lalu, dia berhasil mengantarkan gue sampai Lampung! hahaha.
gak mengira 'si hitam' bisa kuat menerjang lubang-lubang di jalan raya Jakarta-Lampung.
mungkin ia sedikit terengah jika gue gas terlalu memaksa, sekarang dia berkarya di warung Sari Djoyo, di warung keluarga gue.

kok jadi ngomongin 'si hitam'?
ya karena secara gak langsung 'si hitam' selalu ada dalam setiap moment penting hidup gue.
motor yang gak pernah dilirik maling untuk dicuri
motor yang setia menghantarkan gue sampai kemanapun
meski suka mogok kalo kena banjir, tapi cepet sembuhnya. 
Jadi gak terlalu banyak merepotkan si pemilik.

ya, di pagi itu, gue dan si hitam dengan PD nya melintas di lapangan parkir santa SMA Santa Ursula, yang di dalamnya berjejalan mobil-mobil mewah. 
Kok bisa PD? 
karena dibeli tidak dengan kredit (ngutang). 
Gak peduli seberapa bagus saingan 'si hitam' ia tetap setia mengantarkan gue, dan menunggu di parkiran.

Yup, gue sampailah depan pintu gerbang yang tidak sembarang orang bisa masuk, bahkan itu wali murid.
 Satpam bertanya, 
"permisi pak!"

gue jawab "silahkan" (gue pikir mau lewat)
ternyata dia bertanya apa kepentingan gue di sekloah ini. Gue jawablah "Gue Guru baru!" harus PD dan berwibawa (sotoy padahal belum diterima udah PD)
"oh, maaf pak, silahkan masuk!"
tuh kan bener pak kata gue nyablak dulu deh dengan yakin pasti dibolehin.
langkah kaki gue masuk kawasan "padat penduduk perempuan"...
melangkahkan pada ubin yang pertama, ternyata gak ada kesan yang berbeda.

yah, masuk aja lah, selow, selon, masuk PD, tegap, senyum, salam, sapa.
sok kenal. sok deket. yeah! cool calm confident.
sambil nyanyi lagu "MAJU TAK GENTAR"

"wow, keyenz!
perpustakannya okay!"
jalan lagi...mengikuti arus para siswi berjalan. wow, keyenz, ada suatu hall yang penuh dengan piala. "wow! buanyak banget, bisa gak yah gue hasilkan 1 piala?"
(lomba apa ron? kitab suci?)
jarang banget tuh lomba begituan yang bawa nama sekolah.

hmm, lorongnya panjang amat! wuihh hal yang buat takjum adalah arsitektur sekolahnya...sangat jadul.
keren. unik. makin semangat. naik ketangga, ketemu bapak keci, berkumis, rambut klimis. "Yang menyapa. selamat pagi pak!", terdengar suara dari anak sanur "Pagi, pak suryo!", "Pagi!" balas ditambanhkan dengan sebuah senyuman. dengan PD, 

"Pak Suryo yah...Pakabar pak? dah lama tak jumpo kito? sekarang di sini ko!"

"siapa yah?! emang saya kenal sama situ ?!"

"enggak sih...hehehe! cuma biar ada kesan lebih akrab aja!"

"oh, hahaha, mau menghipnotis yah? kok tau situ nama saya?

"tau lah, bapak kan terkenal, bukitnya banyak murid yang manyapa bapak? bapak guru akuntansi yah??"

"ha? sok tau, saya bukan guru...saya pegawai disini bagian administrasi"

"yah, maksud saya itu, bapak pantas kalo jadi guru akuntasi!"

"hahaha, masak iya...btw, anyway, busway, situ mau ngapain dimari?"

"mo ketemu suster kepsek. mau nglamar jadi guru agama"

"situ guru agama nih sekarang?"

"yoi yoi, akan hehe"

"ya udah tunggu di sana, biar saya panggilin susternya! (eh beritahu...)"

"oke sip"

"yoi yoi.."

"loh $%@#$&*!"

detik ke detik, menit ke menit, dari hal menunggu wawancara dan hasil wawancara pun akhirnya diberitahukan.

D.I.T.E.R.I.M.A

(Lagunya sheila on 7 "MELOMPAT LEBIH TINGGI")

Kira-Kira 2 Tahun Yang Lalu Aku Bersama Kalian session 1

'currrr...!',
Suara air tremos yang gue tuangkan ke dalam gelas kesayangan, yang agak besar dan memiliki gagang telinga.
'Gleg..glegk..glegk...ahhh',
suara air yang membasahi tenggorokan gue
meluncur masuk ke dalam perut gue membawa kesegaran
hingga terasa sedikit kembung dan
'eHeehggghhh...'
suara sendawa menghantarkan pandangan gue pada piring kosong yang habis telah dimakan isinya.

Dretdretdret! lalu disusul sebuah suara sebagai ringtone
"LAPOR ADA SMS,  BAGI YANG MENERIMA HARAP SEGERA MEMBUKAN DAN MEMBACA SMSNYA, JIKA TIDAK TNI TIDAK MENANGGUNG RESIKO JIKA TERJADI KEKACAUAN DI LAPANGAN, TERIMAKASIH!"

Dengan kuping gue, gue cari sumber suara itu yang super jayus itu.
Gue bisa mengenal suara itu, suara HP nokia 323o bergetar dan berbunyi
beberapa detik melihat sekitar untuk mencari.

Ketemu!. Lalu membacanya dengan sigap.

ron, bisa ke kantor saya besok pagi. ada hal yang harus saya bicarakan. penting! -Liria-

'Ada apa nih? mampus dipanggil Bu Liria. Skripsi lagi jangan-jangan. mana belum ketemu pas lagi idenya. mau omong apa gue?'

Esoknya.
Di depan pintu ruangan bu Liria, dosen PA dan PS sekaligus PUDEK II.
Berpikir dulu, tegangm keringetan.
Suara pintu diketuk pada umumnya tiga kali. oke akan gue ketuk 3 kali.
'tok..tok...tok...tok' waduh salah #$%^&*!, malah 4 kali lagi. waduh gimana nih? kalo gak boleh masuk gimana?
Dari dalam terdengar suara,

"siapa?"

"anu bu"

"siapa?"

"anu saya...##$%^&*@ ?????"
"eh maksudnya saya bu, Eron. Hieronymus Yuwan Pratama. Mahasiswa IP Teologi, FKIP. NIM 2005-33-003"

"ha?"

"aduh kok ha sih jawabanya?"

"aduh gak jelas, siapa?"

"Mahasiswa ibu!"

"ah lama deh, dimasukin aja deh kenapa, lama-lama, macam orang benar aja"

"eh...#$%@$..." dalam hati rada bingung. gue maksudnya.

Masuk lah gue, dan ternyata...
"ya walah, salah deh gue, belom disuruh masuk, gue malah masuk. Ternyata lagi telponan sama orang. jadi itu tadi, pembicaraan tadi buat...?" #ketok2 kepala sendiri

"kamu kenapa Ron?"

"ah nggak bu.."

"oh sebentar yah Ron, silahkan duduk dulu" melanjutkan pembicaraan tadi "Sampai dimana tadi saya marahnya?"

Dengan muka yang emang agak ditekuk, mungkin terbawa dengan kegusaran dengan pembicaraan di telepon yang masih sedang seru-serunya.

Duduklah gue. Masih terasa banget rasanya, sentuhan pertama pantat gue duduk di kursi itu.
Sambil menghela nafas dan memandangi isi ruangan.
Dan suara perbincangan bu Liria dengan seseorang ditelepon itu semakin gak gue dengar karena udah masuk dalam bayangan imajinasi.

Di ruangan itu ada foto keluarganya, ada lemari, komputer, buku-buku bagus dan berkas-berkas mahasiswa sepertinya, yang tertumpuk rapi. Ruangan cukup sejuk dengan AC yang cukup.
Hah cukup untuk menyejukkan badan gue yang keringetan, karena kepanasan berlari ke ruangan ini.
# plonga-plongo...

Sambil menghirup dalam-dalam kesejukan udara AC,
'wuaaaahhhh.......,imajinasi gue melayang seperti di padang rumput hijau dan berlari ke dalam hutan yang segar setelah hujan' tangan ikut bergerak seperti bebas dan puas setelah bangun tidur.

Lalu dari kejauhan tampak muncul angka-angka 2005-33-003'

tiba-tiba,
"RON!!!!!!!! ERON!!!!! MAHASISWA 2005-33-003!!!!Hoy!!! NGAPAIN KAMU!!!??? ANEH!"

Tiba-tiba wajah tekukan itu tepat berada didepan gue


"Wuaaaah!!!!!"

"Ahhh!"

sama-sama kaget setengah mati #shock berat!

"Kamu kenapa sih aneh! gila yah tiba-tiba teriak!"

"anu bu...anu bu...anu saya!"

"apasih???"

"ruangan ibu nyaman jadi...jadi saya terbawa imajinasi bu!"

"oh nyaman yah...iya....terimakasih. 
Ini baru saya rapiin. (wajah berubah jadi lembut dan baik setelah tadi kayak singa)   
so, jadi ngapain kamu ke sini?"

"lah mana saya tau?"

"jadi kamu gak tau, kenapa kamu kesini?"

"nggak, habis ibu gak kasih tau alasan ibu suruh datang dimari, lewat sms"

"oooooo....sms itu, yang tadi malam yah? ya ya ya"

dalam hati sambil mendowerkan bibir
mengulangi kata-kata itu "oooooo....sms itu, yang tadi malam yah? ya ya ya"

"Kenapa?"

"ah nggak senam, mulut bu #ngeles"

"Jadi begini ron..Suster Moekti telpon saya guru agamanya kuliah S2 di Roma tiba-tiba, jadi meminta saya untuk mencarikan guru pengganti (caretaker) untuk 1 tahun honorer.

saya mau tawarkan pekerjaan buat mu!
yaitu mengajar di SMA Santa Ursula Jakarta.
Sebagai guru agama.
Kamu sanggup gak?.

kamu nanti jadi guru honorer untuk mengajar di sana selama 1 tahun karena gurunya yang lama sekolah lagi ke Roma italia, si sisil.

saya tawarkan ini karena kamu kan juga sedang akan menulis skripis jadi kamu gak terlalu padat jadwalnya lagian kamu juga pernah mengajar kan di BEKASI itu bersama DEPDIKNAS dan LPPM ATMA, jadi setidaknya diantara pilihan yang lain kamu yang lebih pas menurut saya."

Amin, wow, sanur boo...
Menginjakkan kaki di sekolahnya aja belum pernah.
Ngeliatnya aja paling cuma 2 kali seumur hidup.

#Inget pengalaman dulu,

Yang pertama,
pas lewat lapangan banteng karena mau ke katedral, terus nginjek eek kucing.
pas yang kedua lewat majalah hidup di dalam gudang.

Sekolah cw semua tuh boo...asik dah.
Peluang bagus.
Mana sekolah TOP lagi.
Banyak bidadari pula. jarang-jarang  #dalam hati

Tanpa pikir panjang mengatakan, "OKE BU! SIAP!"

"oke kalo siap silahkan kamu persiapkan, semua hal yang diperlukan untuk melamar, besok kamu ke sana, sambil membawa berkas-berkas yang ada."

"SIAP BOS!, terimakasih yah bu, sambil mencium tangan bu Liria"

"WOITS! jangan lupa, kamu disana guru agama. Don't TRY To Touch Them!"

yaaah # dalam hati

Tapi gapapalah...'sentuhan' itu gak perlu secara badan, tapi menyentuh lewat hati ke hati, dalam nama Tuhan Yesus pastinya.
Tuhan Yesus, buatlah aku kuat menerima godaan nanti, AMIN. THX Jesus.
#dalam hati berdoa

Jumat, 11 Maret 2011

from 16.30 until 21.30

Selasa kemaren...

Nazar gue terpenuhi...
Gue berhasil jalan kaki dari atma sampe rumah. Dan ternyata cuma jalan saja gak mudah apalagi di Jakarta.
Dari mendaraskan salam maria dalam setiap langkah, sampe yang terdengar cuma
"anjing...cape juga Tuhan. Ups, sorry..hehehe,"
Gue suka lupa, padahal ini bukan seperti gue ngejalanin tugas.
Ini harusnya menjadi wujud syukur gue...Eh ya gue sempet juga mengeluh. Dasar manusia.

Banyak hal yang gue pikirkan dijalan, banyak orang sudah tau tentang Jakarta yang penuh polutan.
Dari biskota bobrok,
sopir yang mabok,
sampe ketek jorok,
tetep aja ada yang memilih
"bike to work"

Di televisi bilangnya...menjaga kesehatan.
"masak sih badan lu bakal sehat? kan yang ada di Jakarta nih cuma ada radikal bebas? dan itu yang dihirup ketika kita benapas karena terengah-engah mengayuh sepeda??"
Radikal bebas yang mengkeroposkan hidup manusia. Mulai dari yang diproduksi mesin kendaraan, mesin pabrik dan seorang perokok.
"anjing, pengen banget kemana-mana gue bawa gunting...
kalo ada orang yang merokok di samping gue, langsung gue gunting rokoknya!".
"gak sadar apa mereka telah menggunting umur gue?"

Ternyata radikal bebas juga bisa macam-macam. Perilaku korup juga jadi radikal bebas juga dalam suatu institusi. Harus dicegah dan dibasmi contohnya tentang 'mereka'.
Berjalan setapak demi setapak, ada selembar koran yang terserak di pinggir jalan dan sudah terinjak-injak orang, gak keruan kusutnya.
Puasnya, dalam koran itu gambarnya trio 'N', NH, NuB dan NiB. Sekalian aja ikutan nginjek,
eh ternyata ya ada orang juga yang ngeludahin, hahaha.

Sungguh, berjalan dari Atma sampe rumah membuat gue sadar, Jakarta bukan tempat gue mencari kesehatan.
Di sini cuma tempat mencari keduniawian, mendingan Jogja, debu juga debu vulkanik yang nantinya bikin subur.
Yang gue butuh sebenarnya udara segar dari hutan, atau gunung yang belum tersentuh oleh tangan mafia hutan dan mafia pertambangan.
Yang gue butuh hidup dalam lingkungan pertanian atau perikanan.
Hal yang sebenernya adalah mata pencaharian utama penduduk di Indonesia
"kalo kita belajar Pkn atau Geografi atau IPS" dulu waktu kita sekolah dasar sampe SMA.
Sekarang mata pencharian mungkin "korupsi"

Setapak demi setapak, berjalan
sesekali harus menahan nafas karena yang ada cuma asap pekat atau bau sampah rumah tangga.
Atau bau ketek 'orang kismin' yang jarang mandi yang melintas beberapa meter dari kita.
Gue juga mencoba tidak menghiraukan tatapan mata orang-orang yang melihat heran, macam liat buronan seperti Gayus Tambunan.
Gue tetap bertahan sampe saat kekuatan cuma bisa berjalan beberapa ratus meter dan harus sering berhenti.
Sampe sepatu bagus terasa tidak pas di kaki. Sampe kaki berat untuk melangkah.

Dan sampailah aku pada sebuah warung kecil. Di tempat itu aku beristirahat lama dan berbincang-bincang.
"bu, saya pesan teh hangat manis! dan sambil mengambil panganan kecil dan sebotol besar air mineral"

"baik. Mas dari mana nih?"

"saya dari Kampus, Atma"

"oh..ngapain?"

"jalan"

"oh jalan....naik apa?"

"jalan bu, jalan...naik kaki. Jalan kaki"

"jalan kaki??"

"iya jalan kaki"

"kenapa mas? kehabisan ongkos apa emang niat jalan?"

"emang niat...mau nepatin janji ke Tuhan saya!"

"oo..siapa Tuhan mas?"

"Yesus Kristus...ibu kenal?"

"oh Tuhannya orang Kristen..tau saya, tapi belum kenal banget., jadi mas melakukan nazar sekarang?"

"iya"

"wah semangat mas kalo gitu"

"mas berarti orang Kristen dong?"

(gue sempet berpikir,
apakah ibu ini kalo gue mengaku sebagai orang Kristen pelayanannya akan tetap sama atau tidak...)

Ternyata sama. Ia orang yang baik dan gue berbincang bahkan soal iman sama dia.
Semu perbincangan itu menguatkan semangat gue untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah segelas teh hangat manis sudah habis dan sebungukus kripik pisang juga habis.
Yang gue bawa akhirnya cuma sebotol besar air mineral. Dan harga semua itu pas dibanderol Rp. 5.000,-
2 kilometer sebelum sampe rumah. Tepatnya di depan gerobak buah segar yang sudah tutup
kaki gue keram. Hal itu membuat gue harus beristirahat lumayan lama. Badan yang sudah dirasakan tanda-tanda akan sakit sebelumnya, menjadi lebih jelas terasa, karena dihajar dengan perjalanan yang gue tempuh. Semua itu membuat tubuh gue panas. Mata kunang-kunang. Gue pikir hampir pingsan, dan terpikir oleh gue. "oke ini perjalanan lebih baik gue stop dulu (ditunda), gue bisa lanjutin besok, sekarang gue bisa naik angkot sekarang","ah diam kau setan! aku mau jalan!","ngapain jalan? nyiksa badan"."lebih baik badan gue tersiksa daripada batin gue tersiksa"."bodoh kamu ron!","kamu yang bodoh!".

godaan itu sering sekali muncul, terkadang setan memanfaatkan kelemahan kita, dan rasa bersalah kita untuk aksi kejahatannya. "jangan hiraukan!"

"ya, lampu itu terlihat, cahaya itu yang kukenal, warna rumah itu! Rumahku Istanaku"
gue percepat langkah gue
karena rumah gue telah terlihat. dalam hati gue gak percaya bisa melalui ini semua, gue gak percaya bisa sampai sejauh ini. perjuangan gue terbayar sudah, rasa cinta gue sama Tuhan bisa gue wujudkan juga. Gue gak peduli apakah nanti gue bakal jatuh sakit atau apa. Tapi rasa percaya gue sama Tuhan yang sudah bimbing gue selama perjalanan tadi, jadi lebih besar. Ini mukjizat. hal yang bodoh yang sepele, tapi ini berdampak besar bagi hidup gue, dan mengubah gue.

Kamis, 03 Maret 2011

 http://www.gerejaalgonzsby.org/front/index.php/orang-kudus/80-sejarah-kehidupan-santa-monica

Wanita yang kita kenal dengan nama Santa Monica dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen di Tagaste, Aljazair, di seberang Laut Tengah berseberangan dengan kota Roma dalam tahun 332 Masehi.
Sama halnya dengan kawan-kawan gadisnya, Monica menikah dalam usia masih muda, dengan seorang kafir, seorang pejabat Romawi tingkat rendah bernama Patrisius.
Pada jaman itu orang Kristen masih jarang dan terpisah-pisah oleh jarak tempat tinggal mereka. Perkawinan itu dikaruniai tiga anak; yang tertua dan yang paling terkenal adalah Agustinus.
Patrisius bukanlah seorang suami yang dapat dicontoh. Dia sangat pemarah dan suka menghujat. Namun Monica terus tekun berdoa untuk pertobatan suaminya. Kesalehannya, kesabarannya dan keuletannya membuahkan hasil. Patrisius bertobat, menerima baptisan. Namun dia hidup sebagai orang Kristen hanya setahun lalu meninggal dunia.
Agustinus menjadi beban bagi ibunya yang pengampun itu. Dia sangat brilian, cepat disukai orang. Namun demikian dia meniru ayahnya. Hal ini mengecewakan Monica. Agustinus tidak mau menerima baptisan. Malah dia menganut aliran sesat dan mengatakan bahwa orang Kristen itu tidak benar.
Selama bertahun-tahun Monica berdoa, berpuasa dan sering dengan diam-diam mengucurkan air matanya sampai membasahi bantalnya. Semua karena cara hidup puteranya yang tidak keruan dan menyedihkan.
Allah mendengarkan doa-doa Monica yang setia itu. Agustinus meninggalkan gaya hidupnya yang penuh dosa itu. Dia menerima baptisan dari seorang pengkotbah dan pujangga Gereja yang besar. Santo Ambrosius dari Milan, pada Hari Minggu Paskah, tahun 387.
Monica, ibunya Agustinus meninggal tak lama setelah itu, dalam usia 53 tahun. Dia meninggal dalam keyakinan bahwa Allah telah mendengarkan doa-doanya dan bahwa tugasnya di dunia telah selesai.
Santa Monica adalah pelindung bagi orang tua yang dalam kesulitan, para wanita yang berkeluarga dan para janda. Hari pestanya dirayakan oleh Gereja setiap tahun pada tanggal 27 Agustus.

Selasa, 01 Maret 2011

CATATAN SEORANG KATEKIS: "Gue adalah seorang Guru Agama, are you joke?"




"Malam ini gue ditampar sama Tuhan. Gue kehilangan iman gue.
  Sekarang gue mau buka-bukaan sama Tuhan dan sama loe semua.
  Gue harap, semua yang gue buka ini bisa mempengaruhi penilaian loe semua tentang gue.
  Gue juga gak peduli dengan pandangan loe semua."

  Mulai besok-besok gue lulus dari FKIP Teologi Atma Jaya. Gue akan dikasih gelar S.Pd.   
  Gue bakal jadi seorang guru. Guru Agama Katolik alias katekis.
  Kata loe, "Gue adalah seorang Guru Agama. Are you joke?"

  Tiap hari, gue ngaca, gue mikir. 
  Apa pantes orang kayak gue jadi guru Agama. 
  Omaigat, susahnya jadi katekis.
  Orang-orang aja lebih suka dengan yang namanya uang, ketenaran, dan instan
 
  Dalam kesehariannya, orang kayak gue ini selalu
  di Cap jadi orang kudus, di Cap jadi suri teladan. 
  Dianggap orang baik.
  Dianggap mampu menafsirkan Injil. 
  Dianggap mampu memimpin ibadat. 
  Dianggap mampu menyanyikan mazmur.
  Dianggap mampu membacakan Injil dengan baik.
  Dianggap mampu menafsirkan mimpi.
  Dianggap mampu membaca pikiran.
  Dianggap mampu mengusir roh jahat.
  Dianggap mampu mengubah anak nakal jadi anak baik.
  Dianggap mampu mengubah anak bodoh jadi anak pintar.
  Dianggap orang yang paling bertanggung jawab mendidik akhlak seorang anak.
  Dianggap orang yang paling banyak kenal sama romo-romo hebat.
  Dianggap orang yang paling bisa dipercaya sebagai tempat curhat.
  Dianggap mampu memiliki totalitas dalam bekerja.
  Dianggap sebagai orang baik, yang mau bekerja dengan gaji minim.
  Dianggap mampu membangun harapan bagi orang lain.
  Dianggap mampu selalu menolong orang lain.
  Dianggap orang yang kudus.
  Dianggap perpanjangan tangan Tuhan.
  Dianggap dekat dengan Tuhan.
  selain,
  Dianggap miskin
  Dianggap gak punya masa depan
  Dianggap gak punya penghasilan yang memadai
  Dianggap gak keren
  Dianggap cuma bisa omong doang
  Dianggap orang bodoh
  selain itu,
  Dunia kerja tidak membutuhkan S.Pd Teologi
  Dunia kerja tidak ada lowongan S.Pd Teologi
  Cuma,
  Di sekolah katolik aja. Di negeri....boro-boro.


  Ya itu cuma beberapa cap yang hinggap dalam diri gue sekarang ini.
  Hinggap bukan karena gue mau. Tapi gak sengaja hinggap.
  Kenyataanya,
  Gue masih aja mikir jorok kok. Apalagi kalo liat cw seksi sedikit.
  Gue masih aja mengucapkan kata-kata kotor dan kasar. 
  "Tai. 
   Ngentot. 
   Puki. 
   Cukimai. 
   Anjing. 
   Babi. 
   Monyet. 
   Kampret. 
   Tolol. 
   Goblok. 
   Gila.
   Sinting.
   Najis.
   Bangsat.
   Brengsek.
   Ngepet.
   Pantat.
   Kentut.
   Sampah. 
   etc."
  Gue masih aja kesel sama romo-romo lagaknya yang udah kayak "Lembu tambun".
  Minta ini, minta itu. Aslinya...dah lu tau sendiri gimana.
  Gue masih aja malas kalo aktif di Gereja.
  Gue masih aja setengah-setengah mengerjakan sesuatu. 
  Gimana gak setengah-setengah juga, dituntut yang berkualitas di sana-sini. Akhirannya 
  cuma, "Makasih yah!" 
  dan selalu diminta bersyukur karena udah berguna bagi sesama.
  Gue masih aja suka mengeluh dalam sepanjang hidup ini.
  Ada aja yang masih ngerokok padahal tau merokok itu merusak kesehatan. 
  Merusak kesehatan itu dosa.
  Gue masih aja suka ngemeng sana-ngemeng sini. Melakukan pencitraan baik. Sok akrab 
  sama orang-orang kudus yang hebat.
  Buat proyek ini, buat proyek itu, dananya cuma buat kesenangan pribadi.
  Baca alkitab aja jarang.
  Apalagi nolong orang kesusahan.
  'cuma menang semalam doang' kok selama ini.
  
  Akhirnya gue mulai berbicara dengan hati nurani gue  (-red: hati nurani dicetak miring): 


  "Loe bangga jadi katekis?"
  
  "Bangga"
  
 "Apa yang buat lo bangga??"

 "Pada saat orang nanti mati, cuma katekis yang bisa tolong mereka!, katekis/guru 
   agama-lah yang mereka cari! Uang, pangkat, ketenaran, bakal kalah"

 "jadi lo bangga karena itu?"

 "ya"

 "lo bercanda kan??"

 "gak"

 "gimana orang bisa percaya sama kita? 
   kalo kita sendiri adalah orang yang sebenernya gak layak untuk dipercaya!
   Bakal masuk mana tuh orang kalo menyerahkan diri pada kita?? Gila lo.."

 "terus?"

 "Apa layak kita mewarkatan Dia kalo kita sendiri sikapnya gak ada bedanya sama sampah?"

 "justru karena kita sampah kita dipakai"

 "justru karena kita sampah kita harus beresin hidup kita dulu?"

 "gak perlu"

 "maksudnya?"

 "...."

 "-_______-"

 "hmm..."

 "Katalo gue adalah seorang guru Agama, are you joke?"

 "apakah itu artinya semua hal di dunia ini gak layak dipercaya?"

 "apakah di dunia ini hanyalah soal percaya?"

 "apakah hanya soal uang dan kekayaan?"

 "apakah hanya soal iman?"

 "apakah hanya soal perubahan nasib?"

 "apakah hanya soal Dia?"

 "apakah hanya soal kekuasaan?"

 "itu hanya sebuah pencitraan, bukan?"

 "apakah kamu merasa tertuntut?"

 "memang pelayanan selalu dituntut, bukan?"
  
 "Kita ini adalah seorang pelayan."
   
  "yang selalu dituntut baik, kalo tidak dibuang dalam neraka"

   "Kalo begitu jadilah pemimpin"

   "yang selalu dituntut tidak berbuat dosa, dan melayani orang lain, jika tidak dosa dan 
   dibuang dalam neraka!"

 "apakah hanya soal neraka?"
 
 "apakah hanya soal Surga?"

 "apakah ini semua hanya karena kau takut berdosa kawanku katekis?"

 "bukan...ini karena aku begitu mencintaiNya dan tak ingin membuatNya kecewa."


 "Jadi.."


 "Aku tidak ingin jadi katekis. Sebenernya, aku ingin jadi kaya dulu baru jadi katekis"